Labels

Friday, May 4, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KADAR P PADA TANAH MASAM

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan lahan yang terus meningkat menjadi penyebab dimanfaatkannya lahan marginal seperti lahan rawa pasang surut sulfat masam. Dari 20.11 juta ha lahan pasang surut yang ada di Indonesia, 6.7 juta ha adalah lahan sulfat masam. Kalau digabungkan dengan lahan potensial (yang juga berpotensi sulfat masam) 2.07 juta ha lahan, maka jumlahnya mencapai 8.77 juta ha. Lahan sulfat masam merupakan ekosistem yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian,karena arealnya yang cukup luas sehingga mempunyai peran yang strategis dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional (Subiksa dan Diah, 2009).
Menurut Maas (1989) tanah sulfat masam potensial dicirikan oleh adanya material sulfidik. Material sulfidik adalah tanah mineral yang mengandung komponen sulfur yang dapat teroksidasi. Ditambah oleh Subiksa dan Diah (2009) Bahan sulfidik adalah sumber kemasaman tanah, bila bahan ini teroksidasi akan menghasilkan kondisi sangat masam. Bahan ini disebut pirit (FeS2), bila terekspos oleh udara terbentuk H2SO4 yang dapat mengasamkan lingkungan sehingga tanah tersebut tidak dapat dibudidayakan. Masalah hara yang paling banyak dilaporkan pada lahan sulfat masam adalah ketersediaan hara P yang rendah dan fiksasi P yang tinggi oleh Al dan Fe. Hara P merupakan salah satu unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman. Hara ini berfungsi untuk pertumbuhan akar, transfer energi dalam proses fotosintesis dan respirasi, perkembangan buah dan biji, kekuatan batang dan ketahanan terhadap penyakit. Perilaku P- tanah dapat mempengaruhi status ketersediaan P dalam tanah sehingga dapat ditentukan jumlah pupuk P yang diperlukan tanaman untuk mencapai hasil yang optimum. Untuk menentukan konsentrasi unsur hara P dalam tanah harus menggunakan metode analisis yang sesuai untuk tanah dan tanaman yang diusahakan. Analisis P-tersedia dalam tanah dapat diukur dengan menggunakan berbagai bahan pengekstrak. Ada beberapa metode pengekstrak yang sering digunakan yaitu metode Bray I, Bray II, Truog, Olsen dan North Carolina. Namun dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa tidak semua metode sesuai dengan semua jenis tanah, tanaman maupun kondisi lingkungan. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji P-tersedia tanah sawah sulfat masam potensial dengan menggunakan tiga metode analisis P tersedia yaitu Bray II, Truog dan Olsen.


Tujuan

Mengetahui kadar P tersedia pada tanah sawah sulfat masam Potensial melalui beberapa  metode.


TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tanah fosfat yang diserap tanaman berupa ion yang keberadaannya dipengaruhi oleh pH tanah. Pada tanah masam bentuk ion H2PO4- merupakan ion yang larut, sedang pada tanah alkalis maka HPO42- dan PO43- akan ditemukan, semakin rendah pH tanahnya semakin dominan ion H2PO4- (Goeswono, 1983).
Kekurangan unsur fosfat dalam tanah dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, unsur fosfat tidak terdapat dalam bahan induk tanah, dan kedua fosfat yang tersedia ataupun yang ditambahkan untuk tanaman dengan segera diserap oleh bentuk-bentuk Al maupun Fe yang terdapat dalam tanah. Pemupukan P secara terus-menerus dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi residu P yang tinggi, karena hara P mempunyai mobilitas yang kecil dan efisiensinya hanya sekitar 20% (Adiningsih et al., 1990).
Fosfat bersama N dan K digolongkan sebagai unsur utama walau P di absorbsi lebih kecil dari kedua unsur tersebut (Rinsema, 1983). Dan menurut Setyomijoyo (1986) bahwa fosfat di dalam tanah berperan dalam pembentukanproteinprotein inti, berbagai proses fisiologis tanaman seperti asimilasi dan pernafasan, memacu perkecambahan dan pemanjangan akar serta membantu pembentukan sistem perakaran baik pada bibit dan tanaman muda maupun sebagai penyusun inti sel, lemak, dan protein. Persoalan yang umum dihadapi oleh fosfat dalam tanah adalah tidak semua bentuk fosfat dalam tanah dapat mengalami transformasi dari satu bentuk kebentuk yang lain tergantung pada lingkungan dan praktek pengelolaan tanah. entuk senyawa fosfat yang ada dalam tanah akan mempengaruhi ketersediaanfosfat. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan fosfat bagi tanaman yang terpenting adalah pH tanah, adanya besi danalumunium dapat larut dalam kondisi sangat masam atau adanya kalsium pada nilai pH tinggi, berpengaruh nyata terhadap ketersediaan fosfat. Fosfat paling mudah diserap tanaman pada pH sekitar netral (pH 6-7). Ion fosfor baik yang berasal dari tanah itu sendiri maupun 6dari pupuk terikat oleh unsur Al dan Fe sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman (Hardjowigeno, 1992).




BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Rumah Kasa dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dimulai dari bulan Mei sampai November 2013. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih padi varietas Ciherang sebagai tanaman indikator, fosfat alam Ciamis (FA Ciamis) (30.30% P2O5) sebagai sumber hara fosfat, pupuk dasar yaitu Urea (46% N) 200 ppm N dan KCl (60% K2O) 150 ppm K dan bahanbahan kimia untuk keperluan analisis di laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan untuk menimbang berat kering tajuk serta akar tanaman, oven sebagai alat untuk mengeringkan tanaman dan alat-alat laboratorium yang dibutuhkan dalam analisis penelitian.
Untuk mengkaji P-tersedia pada tanah sawah sulfat masam potensial yaitu dengan pemberian perlakuan dosis pupuk fosfat alam yang sesuai dengan pertanaman padi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 1 faktor perlakuan yaitu dosis fosfat alam dan 3 ulangan, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan yaitu P0 (0 ppm), P1 (50 ppm), P2 (100 ppm), P3 (150 ppm), P4 (200 ppm), P5 (250 ppm), P6 (300 ppm), P7 (350 ppm), P8 (400 ppm). Penelitian dimulai dari pengambilan sampel tanah, inkubasi tanah, penyemaian benih padi, penanaman dan penjarangan, pemanenan pada akhir vegetatif, dan pengukuran parameter amatan tanah (Ptersedia tanah dengan metode Bray II, Truog dan Olsen serta pH tanah) dan tanaman (tinggi tanaman, jumlah anakan, berat kering tajuk dan akar, serta serapan tanaman dengan metode Destruksi basah), dan dilanjutkan dengan analisis data.


ANALISIS DAN SINTESIS
P-tersedia Tanah Hasil analisis sidik ragam untuk parameter P-tersedia tanah sawah sulfat masam potensial dengan metode Bray II dan Truog menunjukkan bahwa perlakuan dosis tidak berpengaruh nyata, sedangkan untuk parameter P-tersedia tanah sulfat masam potensial dengan metode Olsen menunjukkan bahwa perlakuan dosis berpengaruh nyata. Rataan P-tersedia tanah sulfat masam potensial dengan tiga metode analisis Ptersedia disajikan pada Tabel2.




Dari hasil analisis P tersedia tanah dengan ketiga metode P tersedia dan serapan P tanaman dilakukan uji korelasi antara keduanya guna untuk menentukan metode analisis P tersedia yang sesuai pada tanah sawah sulfat masam potensial desa Karanganyar kecamatan Secanggang. Adapunhasil uji korelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.


Pemilihan metode analisis P tersedia tanah sulfat masam potensial yang tepat adalah metode yang ekstraktannya mampu mengekstrak bentuk P yang sama dengan bentuk P yang diserap oleh tanaman. Sehingga untuk menentukan metode analisis P tersedia yang tepat adalah dengan mengambil metode analisis yang memiliki koefisien korelasi (r) yang tertinggi.
Batas kritis hara P tersedia ditetapkan dengan metode Cate and Nelson (1965)  dengan cara menghubungkan antara kadar P tersedia tanah dari metode yang terpilih yaitu metode Olsen terhadap persentase hasil (serapan P tanaman). Hubungan antara Serapan P tanaman (%) terhadap P tersedia metode Olsen dapat dilihat dari Gambar 4 dibawah ini.




Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa sebaran titik terbanyak berada di kuadran positif. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk korelasi yang terjadi antara serapan P tanaman (%) terhadap P tersedia tanah untuk metode Olsen yaitu Korelasi Positif. Ditambah dari pernyataan Iswardono (2003) bahwa jika kenaikan pada satu variabel diikuti dengan kenaikan pada variabel yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Penentuan batas kritis hara P tersedia dengan metode Cate and Nelson (1965) yaitu dengan cara menghubungkan antara kadar P tersedia tanah dari metode Olsen terhadap persentase hasil (serapan P tanaman). Adapun nilai batas kritis tanah sawah sulfat masam potensial desa Karanganyar kecamatan Secanggang dengan serapan P tanaman untuk metode Olsen sebesar 98 ppm. Nilai batas kritis P-tersedia yang diperoleh dari korelasi antara P-tersedia metode Olsen dan Serapan P tanaman belum bisa disebut sebagai batas kritis P-tersedia yang tepat, dikarenakan koefisien korelasi yang telah diuji T hanya nyata pada taraf 15%.


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaituKajian P-tersedia akibat pemupukan fosfat alam menghasilkan nilai P-tersedia yang diuji dengan metode Bray II dan Truog lebih tinggi dibandingkan dengan metode Olsen serta Belum diperoleh nilai batas kritis P-tersedia yang tepat pada masing-masing metode.












DAFTAR PUSTAKA
Ali, M.I. dan G.K.M.M. Rahman. 2010. Phosphorus extractability in Bangladesh soils and its Critical limit for rice and wheat. Bangladesh Institute of Nuclear Agriculture. Scientific registration 954. Poster.

Foth, H.D., L.V. Withee, H.S. Jacobs, dan S.J. Thien. 1982. Laboratory manualfor introductory Soil science sixth edition. Wm.C.Brown company publishers, Iowa.

 Iboy, I.R. 2006. Kajian korelasi beberapa metode analisis fosfat tersedia pada tanah sawah. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

 Iswardono. 2003. Sekelumit analisa regresi dan korelasi. Fakultas ekonomi UGM, Yogyakarta.

Lahuddin. 2005. Pengaruh jenis tanah, pemupukan dan NaHCO3 pada tanah tergenang terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman padi sawah. J.Penelitian Pertanian. 24(1): Pp. 13- 22.

Maas, A. 1989. Identifikasi tanah sulfat masam aktual dan potensial. Prosiding. Kongres nasional V Himpunan ilmu tanah Indonesia (Medan,7-10 desember) : Pp.1084-1090.

Mubekti. 2008. Klasifikasi tanah sawah dan emisi metana. BPPT, Jakarta.
Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press, Medan.
Sims, J.T. 2000. Soil test phosphorus: Bray and Kurtz P-1, Methods of phosphorus analysis for soils, sediments, residuals, and waters. Southern Cooperative series Bulletin No. 396, Manhattan.


Subiksa, I.G.M. dan Diah S. 2009. Pemanfaatan fosfat alam untuk lahan sulfat masam, Buku Fosfat Alam: Pemanfaatan Pupuk Fosfat Alam sebagai Sumber Pupuk P, Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.

No comments:

Post a Comment