Labels

Sunday, April 29, 2018

Laporan Praktikum Kadar Air Tanaman

 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, diman air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jenis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripadatumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 % dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 % (Fitter dan Hay, 1981).
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu. Tumbuhan golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah, berbunga, berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dwijoseputro, 1994).
Dwijoseputro (1994), menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara difusi dan osmosis. Dengan masuknya aie melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion.Bila persedian air dalam tanah sedikit maka tumbuhan akan menyerap air sedikit pula, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhannya. Jika persediaan air tanah makin kurang maka tumbuhan tersebut akan mengalami kelayuan. Air merupakan faktor utama pertahanan tumbuhan (Bidwell, 1979). Fungsi lain dari air adalah menjaga turgiditas yang penting bagi perbesaran sel dan pertumbuhan, serta membentuk tanaman herba. Turgor penting dalam membuka dan menutupnya stomata, Pergerakan daun dan pergerakan korola bunga dan terutama dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah yang besar menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada/ dalam tumbuhan vegetative (Kramer, 1980).
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif. Pada istilah kadara air, terdapat juga kadar air keseimbangan. Kadar air keseimbangan adaalah kadar air dimana laju perpindahan air dari bahan ke udara sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan. Kadar air keseimbangan dapat digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang dapat dicapai pada proses pengeringan dengan tingkat suhu dan kelembaban udara relatif tertentu atau bias juga disebut dengan kadar air minimum yang dapat dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada suhu dan kelembaban relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989). Air yang diguna kan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99%, dan yang di gunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi akan mempercepat pembusukan karena bakteri lebih menyukai tempat-tempat yang lembab, sehingga bakteri dengan mudah dan cepatnya mengembang (Fardiaz, Dkk, 1980).

Tujuan
Tujuan praktikum kali ini antara lain yaitu :
1.      Untuk mengetahui perbedaan kadar air organ tanaman yang berbeda.
2.      Untuk mengetahui hubungan tingkat kematangan organ tanaman dengan kadar air.



BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu oven dan timbangan/neraca analitik.
Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1.      Amplop 9 buah (amplop surat yang warna cokelat berukuran sedang)
2.      Bahan tanaman :
·         Tomat                                    : Hijau, Kuning, Merah
·         Cabe Besar                            : Hijau, Kuning, Merah
·         Daun Kacang/Daun Jagung  : Pucuk, Dewasa, Senesence

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2-3 Oktober 2014. Pada pukul 16.00 WITA - selesai di Laboratorium Analisis Kimia Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini antara lain :
1.      Timbang amplop kosong (Standarkan)
2.      Timbang amplop + bahan segar
3.      Masukan kedalam oven dengan suhu 110˚C selama 24 jam
4.      Timbang amplop + bahan kering






HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum  yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.      Tabel perhitungan kadar air bahan
No
Nama bT
BB (gram)
BK (gram)
KA (%)
1
Tomat hijau

24,0286
9,08
97,30
2
Tomat kuning

25,1886
9,52
94,82
3
Tomat merah

26,9742
9,84
97,68
4
Cabe besar hijau
14,0231
9,20
90,02
5
Cabe besar kuning
9,4125
8,66
99,25
6
Cabe besar merah
20,7247
10,52
84,62
7
Daun kacang pucuk
9,0063
8,54
63,13
8
Daun kacang dewasa
10,5690
8,86
89,78
9
Daun kacang senesence
10,4284
8,62
97,41









Grafik KA buah Tomat



Grafik KA buah Cabai




Grafik KA Daun kacang

Pembahasan
Air merupakan kebutuhan yang utama bagi semua kehidupan. Air diperlukan baik oleh manusia, hewan maupun tumbuhan untuk proses biokimiawinya sehingga sangat essensial. Praktikum kali ini adalah penentuan kadar air dengan bahan yang digunakan yaitu antara lain daun mahkota dewa, buah mahkota dewa, akar kangkung dan batang kangkung.
Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air pada beberapa bahan yaitu buah cabai merah, cabai kuning, cabai hijau, tomat merah, tomat kuning, tomat hijau, daun kacang muda, daun kacang dewasa, dan daun senesence . Penetapan kadar air dalam sampel – sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan metode oven pengering, yang mana pengeringan tersebut dengan cara memasukkan sampel ke dalam oven pengering pada suhu 110˚ C selama 24 jam atau sampai beratnya konstan atau tetap. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan (kadar air).
Dari data yang diperoleh dan dimasukkan dalam perhitungan maka didapatkan kadar air pada sampel yaitu tomat hijau 97,30%, tomat kuning 94,82%, tomat merah 97,68%, cabe hijau 90,02%, cabe kuning 99,25%, cabe merah 84,62%, daun kacang muda 63,16%, daun kacang dewasa 89,78%, dan daun kacang senesence 97,41%. Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar air berbanding terbalik dengan berat kering.
Perbedaan kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena perbedaan bahan, metode dan suhu serta proses penyimpanannya Selain itu perbedaan ini dapat disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti timbangan analitik yang sulit stabil dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan lain ketika penyimpanan.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.               Setiap sampel bahan memiliki kadar air yan berbeda yaitu kadar air pada sampel tomat hijau tomat hijau 97,30%, tomat kuning 94,82%, tomat merah 97,68%, cabe hijau 90,02%, cabe kuning 99,25%, cabe merah 84,62%, daun kacang muda 63,16%, daun kacang dewasa 89,78%, dan daun kacang senesence 97,41%. .
2.               Umur organ tanaman juga mempengaruhi jumlah kadar yang terdapat pada organ tanaman tersebut meskipun itu tanaman yan sama atau sejenis.

Saran
Untuk mempercepat praktikum, seharusnya alat timbangan yang tersedia lebih dari satu dan juga praktikan harus memperhatikan penjelasan asisten praktikum agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA

Bidwell, R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2. Macmillion Publishing. Co : NewYork
Dwidjoseputro, D. 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : Gramedia.

Fitter, H. A. dan Hay, M. K. R. 1981. Environmental Physiologi of Plants. Terjemahan oleh Andani S. dan Purbayanti, D. E. Srigandono B. (ed.) Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kramer, P. J. 1980. Plant and Soil Water Relationship: A Modern Synthesis. Tata McGrow-Hill. New Delhi.

Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta.