Labels

Wednesday, September 9, 2015

Pengawet Makanan

Tidak dapat dipungkiri dizaman yang serba moderen saat ini semua orang menginginkan yang serba instan dan serba mudah, mulai dari pekerjaan hingga makanan. Namun perlu anda ketahui, tidak semua yang bersifat instan itu baik apalagi makanan instan. Umumnya banyak masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang serba instant dengan alasan tahan lama apabila disimpan dan mudah diolah bahkan bisa langsung dikonsumsi. Akan tetapi dibalik semua kelebihannya, ternyata makanan instan juga memberikan dampak buruk terhadap kesehatan, terutama yang menggunakan bahan pengawet. Tentunya ada beberapa bahan pengawet yang menjadi pemicu penyakit berbahaya seperti kanker hingga menyebabkan kematian. 
Berikut adalah beberapa jenis bahan pengawet makanan yang umum digunakan untuk makanan instan : 

1. Asam Benzoat

Bahan pengawet buatan yang paling sering dipakai adalah asam benzoat. Asam benzoat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Penggunaan asam benzoat dengan kadar lebih dari 250 ppm dapat memberikan efek samping berupa alergi. Adapun pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada lambung dan saluran pencernaan.

2. Kalsium Benzoat

Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat memengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Kalsium benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma.

3. Sulfur Dioksida (SO2)

Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirop, dan acar. Meskipun bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.

4. Kalium Nitrit

Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Kalium nitrit sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. Penggunaan yang berlebihan, bisa menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, juga menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

5. Kalsium Propionat/Natrium Propionat

Keduanya termasuk dalam golongan asam propionat, sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.

6. Natrium Metasulfat

Sama dengan kalsium dan natrium propionat, natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.

7. Asam Sorbat

Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah, dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit.



semoga postingan saya kali ini bermanfaat dan jangan lupa bantu share juga ya :D ....

Sunday, August 30, 2015

ALTERNATIVE FOOD INGREDIENTS

Gambar : agroindonesia.co.id
many people say "if you do not eat rice name was not eating", it seems to have been entrenched in Indonesia. in every house of course the staple food is rice. and it is also hereditary become a habit in every family. of course you also thus not: D !!! I was also admitted not afdol taste if eaten without rice, but without any actual rice we could fill. may be the reason because rice is a major source of carbohydrates that have been popular in the community. but if we are more careful, there are many other carbohydrate sources that are sold in the market such as tubers, corn, and wheat shorgum who must have no less carbohydrate content high with rice. The following is a review of food substitute for rice that is around us.
Tubers
 1.Cassava
   
       Shrubs, can reach 7 meters high, with branches rather rare. Taproot with a number of root branches later enlarged into an edible tuber roots. Tuber size average diameter of 2-3 cm and a length of 50-80 cm, depending on clones / cultivars. The inside of the tuber is white or yellowish. Cassava roots can not stand even though the store is placed in the refrigerator. Symptoms of damage marked by dark blue color due to the formation of cyanide which is poison to humans.

         Tuber cassava is the energy source that is rich in carbohydrates but very poor in protein. Good sources of protein actually contained in cassava leaves because it contains the amino acid methionine.
2.Potato
sumber : budidaya

 
Potato (Solanum tuberosum L.) plants included into pieces two (dikotil) of the family Solanaceae. This plant is an annual plant and has the ability to reproduce vegetatively through the tubers. Potato cultivation will flourish in colder climates, the high temperature causes the plant can not form bulbs.

A good height for the cultivation of potatoes in the range of 1000-2000 meters above sea level with a temperature of 14-22 degrees Celsius. Good rainfall during the growing period is 1000-1500 mm potato plants. If the rainfall is too high can cause rot in the tubers.
sumber : 3.bp

besides potatoes and cassava, there are many other types of potatoes that can be used as a substitute for rice of course, if we make changes staple food then it means we are supporting the government's program Food Diversification program.

Corn
       Seasonal crops (annual) which in cultivating complete a life cycle in 80-150 days. The term "whole corn" describes the average age of maize which range from three to four months. Around the first half of the life cycle of a vegetative growth stage and the second half for the reproductive stage. Most corn is a short-day plant that is flowering occurs if the received radiation below a certain length of solar radiation, usually 12.5 hours.

       
High corn plants vary greatly. On average in the cultivation reach 2.0 to 2.5 m, although there are cultivars that can reach a height of 12 m on a particular growing environment. Regular plant height measured from ground level to the top segment before a series of male flowers (panicle). Although no one can produce tillers (such as rice), generally corn does not have this capability. Stem stalk jointed with each segment approximately 20 cm. Melekatlah of books that embrace stalk leaf midrib stem. The leaves do not have stalks. Leaves usually 9 cm wide and can reach a length of 120 cm.

      
As a member of monocots, corn fibrous roots that can reach a depth of 80 cm even though most are in the range of 20 cm. Plants that are mature enough raises adventitious roots stem from the books that help buffer the bottom of the establishment of the plant.

      
The main products are bijiannya corn (grain). Grains are actually fruits and seeds are fused. The whole mass is filled by the endosperm rich by [carbohydrate]]. Produced from grain, corn became a staple food source of the third man after wheat and rice / rice. Corn grains used as animal feed, both for poultry and large livestock. The greatest uptake in Indonesia now is as a source of livestock feed. Processed grains are also absorbed in the food industry, pharmaceuticals, cosmetics, and chemical industries.

     
Another important corn products is corn on the cob. Corn cobs are also harvested at the age of about three weeks after pollination to be vegetables or boiled and baked. Sweet corn is usually fills this share. Corncob young and not yet fully developed harvested as fresh vegetables are known as spring or babycorn corn.

     
Whole corn plant is still green utilized by livestock farming as forage. The protein content is high enough corn plants as a source of feed for cattle and buffalo. Field of bioenergy develop corn plants with high cellulose content for use biomass as a renewable energy source.

 so the information from my blog, hopefully useful
 

Tuesday, August 4, 2015

Obat Alami

       

  Penyakit merupakan masalah jasmaniah yang masih setia menemani manusia dari zaman dahulu hingga saat ini. Berbagai macam jenis penyakit dari yang ringan hingga yang bisa mengakibatkan kematian bisa saja diderita setiap orang. Akan tetapi hal tersebut dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan serta banyak-banyak ibadah tentunya :D. Namun apabila sudah terinveksi penyakit maka apa yang harus anda lakukan, apakah akan dibiarkannya begitu saja, tentu saja tidak. harus ada langkah penanganan untuk penderita suatu penyakit seperti pemberian obat khusus untuk penyakit yang diderita. Obat yang bisa digunakan ada 2 jenis yaitu obat-obatan kimia (terbuat dari bahan kimia) dan Obat-obatan alami (terbuat dari bahan alami/herbal)

      Walaupun sama-sama bernama obat, akan tetapi antara obat yang berbahan dasar kimia dengan obat yang berbahan dasar alami memiliki banyak perbedaan untuk pengobatan penyakit yang sama sekalipun. salah satu perbedaan yang medasar dari obat alami dan kimia adalah efek samping dari obat tersebut. penggunaan obat-obatan kimia dalam jangka panjang sangat membahayakan karena dapat menimbulkan penyakit berbahaya seperti gagal ginjal dan kanker hati dikarenakan hati tidak mampu lagi menyerap dan menyaring bahan kimia dari obat tadi sehingga memicu terjadinya kanker.
lain halnya dengan obat yang berbahan dasar alami, penggunaan obat-obatan alami dalam jangka panjang tidak menimbulkan dampak buruk apapun terhadap kesehatan pemakainya. obat-obatan yang berbahan dasar alami (dari alam) walaupun ada yang memiliki efek samping akan tetapi efek samping yang ditimbulkan tidak separah obat kimia apabila digunakan sewajarnya dan seperlunya dalam jangka panjang. Dalam postingan kali ini kita akan membahas tuntas tentang obat-obatan herbal/alami. cekidot.........!!!!
sumber gambar : jual obat
Sejarah Obat Herbal/alami
Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates ( tahun 466 sebelum masehi ) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. 
sumber gambar : wikimedia


Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.  Zaman Mesir kuno ( tahun 2500 sebelum masehi ) yang ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan Herbal. Dalam kepercayaan agama Islam tentang pengobatan,  telah disabdakan oleh  Rasullullah SAW “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan manfaat pengobatan herbal memang sudah semakin terbuka. Bahkan, penggunaan bahan-bahan herbal sudah dijadikan gaya hidup kekinian. Seiring peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan herbal, semakin banyak pula penelitian ilmiah dalam bidang ini. Kini, tidak jarang ditemui aneka jenis obat-obatan herbal, seperti jamu, yang diproses lebih modern dengan dukungan penelitian ilmiah.

Kelebihan Obat Herbal – Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan.
Akan tetapi, Anda tentu harus tetap berhati-hati saat memilih jamu karena ada beberapa jenis jamu yang tradisional yang diproduksi secara tidak higienis. Bahkan, menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran. Akhirnya, “obat herbal” ini akan mengancam kesehatan tubuh Anda. Dalam hal ini, yang membahayakan adalah kontaminasi jamur serta zat tambahan lainnya, bukan jamunya.

Kelebihan Obat Herbal – Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.

Kelebihan Obat Herbal – Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya.

Kelebihan Obat Herbal – Mengandung Banyak Khasiat  
Anda tentu sepakat bahwa obat herbal memiliki banyak, bahkan sangat banyak, khasiat. Satu obat herbal saja bisa digunakan untuk mengobati lebih dari satu penyakit. Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.

Kandungan di Dalam Tanaman Herbal
Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia yang rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang membahayakan, bahkan mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang efektif untuk mengobati penyakit tertentu.
Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di manfaatkan didalam tanaman herbal :

Nama tanaman

Manfaat

Zat yang terkandung
Daun Seledri
Mengobati tekanan darah tinggi
butilftalida dan butilidftalida
Daun Sirih 
Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol
Daun Jambu biji
Mengobati diare
flavonoid seperti tanin
Daun Kumis kucing
Bersifat memperlancar air seni
Saponin, minyak atsiri, zat samak, lemak  dan glucosit orthosiphonin
Daun Landep 
Mengobati rematik
saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, dan silikat 
Batang Kayu manis
Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung  perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung.
 zat-zat anti inflamasi (radang sendi)
Buah Jeruk nipis 
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaanmerokok,  menghilangkan bau badan, dan memperlancar buang air kecil.
fellandren dan sitral
Buah ketumbar
Obat antikembung
asam petroselinat, asam oktadasenat,  dan felandren
Umbi Kunyit
Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
Curcuma, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin
Mengkudu
Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever,sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit
Terpenoid, Zat anti bakteri, Scolopetin Zat anti kanker Xeronine dan Proxeronine
Biji Pinang
sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
alkaloid, seperti arekolin
Umbi Gingseng
penguat sistem kekebalan tubuh, membantu menjaga hati, kelenjar adrenal, dan tiroid sehat, dapat membantu mencegah penyakit mulai dari flu biasa sampai kanker.
saponin dan 
      sekian pemaparan tentang dasar obat herbal/alami dari saya, bagi visitor blog mohon komentarnya untuk perbaikan blog saya ya :D.

Saturday, July 4, 2015

Aids

Apa itu aids ?

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIVFIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darahair manicairan vaginacairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darahjarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006UNAIDS bekerja sama dengan WHOmemperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkatkematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6]
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

Sebuah metode pengobatan fantastis telah ditemukan oleh Peneliti dari Jupiter, Florida campus of The Scripps Research Institute (TSRI). Pengobatan yang baru ditemukan ini diyakini mampu memberantas virus ini  secara Universal.
Vaksin HIV terbaru ini terbukti mampu membunuh strain HIV baik HIV-1, HIV-2 dan SIV (simian immunodeficiency virus) yang dikenali selama ini. Selain itu, pemberian vaksin dapat dilakukan dalam waktu yang lama (sekitar 8 bulan sekali) hingga tidak perlu dilakukan injeksi berulang seperti pengobatan HIV konvensional.
Vaksin ini mampu menetralisir virus HIV dan SIV dengan meniru bentuk protein  reseptor yakni protein CCR5  yang bertanggung jawab terhadap pengenalan antibodi pada selubung virus mematikan ini. Dengan adanya protein peniru tersebut, virus akan gagal menginfeksi sel target yakni limfosit. Kegagalan tersebut juga akan membuat virus mudah dihancurkan oleh sistem imun manusia.