Labels

Sunday, January 31, 2016

LAPORAN JAGUNG DAN KACANG POLYKULTUR

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal. ( Fahmi, 2012)
Tumpang sari adalah cara bercocok tanam pada satu petak lahan dengan dua atau tiga tanaman sekaligus. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan beberapa keuntungan antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik baiknya. Manfaat lainnya adalah dalam satu musim kadang hama menyerang pada salah satu tanaman, namun tidak menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika satu jenis tanaman terserang penyakit maka jenis tanaman lainnya masih bisa selamat.Jagung bisa tumbuh dengan baik jika ditanam disela sela tanaman kedelai, biasanya untuk periode musim tanam yang ke tiga yaitu padi - padi - kedelai. Pola semacam ini sudah mulai banyak diterapkan para petani pada lahan sawah semi irigasi, dimana pada musim penghujan mereka menanam padi sebanyak 2 kali sedangkan pada musim kemarau ganti menanam kedelai dengan memanfaat air tanah yang dipompa dengan menggunakan mesin diesel. Sebagai persiapan awal lahan bekas tanaman padi dibuat selokan menggunakan traktor dengan jarak kurang lebih satu setengah meter. Kemudian benih kedelai dimasukkan pada lubang lubang yang telah di buat menggunakan tugal (gejik). Pada keesokan harinya barulah benih jagung ditanam dengan cara yang sama menggunakan tugal. Usahakan benih jagung yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup dengan pasir atau pupuk kandang, bisa juga menggunakan sekam bekas pembakaran pabrik tahu. Mengapa di beri jarak satu hari setelah penanaman kedelai karena benih jagung tidak menyukai lahan yang terlalu banyak air. Tanah yang basah tanpa ada genangan air akan membuat benih jagung tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak air benih jagung akan membusuk. Pada setiap gulutan tanah cukup diberi satu deret tanaman jagung dan posisi deretan berada ditepi saluran air bagian kiri dan kanannya. Tidak perlu tiap saluran air diberi tanaman jagung namun beri jeda satu saluran air kosong tak ada tanaman jagungnya, sedangkan sebelahnya ada lagi tanamannya ( Anonim, 2011).
Segala bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia dalam pemanfaatanya untuk budidaya tanaman guna memdapat hasil yanng sebanyak-banyaknya secara berkelajutan. Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. Usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Produktivitas merupakan suatu hal yang sangat vital dalam usaha pertanian, dimana akhir-akhir ini semakin ditantang untuk mengimbangi tuntutan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan permintaan akan kebutuhan hasil-hasil pertanian baik jenis, jumlah maupun kualitasnya. Disisi lain lahan untuk pertanian semakin terbatas karena alih  fungsi lahan  menjadi tempat pemukiman, industri, sarana jalan serta sarana fisik lainnya, Untuk itu, bagaimana merancang suatu model penanaman, agar lahan yang semakin terbatas itu dapat menghasilkan produksi yang tinggi secara berkelanjutan.Jagung sebagai tanaman pangan, menduduki urutan kedua setelah padi. Disamping itu juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dengan padi, karena jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai pengganti beras. Di Indonesia sangat mendukung dikembangkannya komoditi jagung, sebab jagung memiliki potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan mudah diusahakan. Konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat, karena itu peluang pemasaran jagung masih terbuka lebar).Selain komoditi jagung sebagai bahan makanan, masih dibutuhkan komoditi lain seperti kacang hijau. Kacang hijau merupakan salah satu jenis komoditi dari jenis tanaman leguminosa yang mempunyai arti penting. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Manfaat kacang hijau sebagai penghasil bahan makanan merupakan hal yang sangat penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat yang relatif kurang vitamin. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan antara lain tumpang sari, tumpang gilir, tanaman bersisispan, dan tanamana campuran.  Tumpang sari  (intercropping), adalah melakukan penanaman lebih dari satu tanaman  yang memiliki umur sama atau berbeda contoh tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.Tumpang gilir (Multiple Cropping) yaitu penanaman yang dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.( Patra, 2012 )
Tumbuhan monokotil dan dikotil ialah salah satu penggolongan secara garis besar darikelompok tetumbuhan, oleh sebab itu dengan pengamatan ini diharapkan mampu menganalisistipe tumbuhannya berdasarkan anatominya. pada pengamatan jaringan yang dimiliki oleh keduatumbuhan relatif sama, tetapi bila diteliti perbedaan nampak pada susunan berkas pengangkutnyabila pada dikotil, memiliki kambium dan monokotil tidak berkambium yang nantinya akanmemengaruhi pertulangan daunnya (nervatio) dari tumbuhan monokotil maupun dikotil. tumbuhan itu terbagi atas beberapa jenis, diantaranya tumbuhan berbiji.Tumbuhan berbiji (spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). Masing-masing jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai ciri karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi ( Purwono, 2007 ).
Tujuan

Mengetahui pertumbuhan biji tanaman jagung dan kacang tanah tumpangsari yang ditanam secara monokultur dari awal tanam hingga siap panen.


TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung dikenal dengan nama ilmiah Zea mays L. , familly poaceae. ( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Divi                 : Spermatophyta
Subdivisi         : Magnoliophyta
Kelas               : Commelinidae
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L. ( Hardi Soenanto, 2009 )
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Semenatara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah, dann keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung varietas. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun  yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. ( Rudi Hartono, 2005 ).
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 – 400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga.( Purwono, 2005 ).
Dalam taksonomi (sistematika) tumbuh – tumbuhan, kacang tanah di klafikasikan sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Rosales
Family             : Papilionaceae
Genus              : Arachis
Spesies            : Arachis hypogeae. (Pitojo, 2005)
Morfologi kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari bagian-bagian tanaman.
1)      Daun
Kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai daun agak panjang, tiap tangkai terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan penting dalam proses fotosintesis.
2)      Bunga
Kacang tanah mulai berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki tabung kelopak berupa tangkaian panjang berwarna putih. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning dan memiliki bendera yang bergaris-garis merah pada pangkalnya. Bunga yang mampu melakukan penyerbukan sendiri ini hanya berumur 1 hari.
3)      Buah
Buah kacang tanah berbetuk polong. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah yang disebut ginofur tumbuh memanjang. Ginofur ini merupakan bakal jadi tangkai polong. Ujung ginofur yang runcing mula-mula mengaruh ke atas, tetapi setelah tumbuh, ujung ginofur mengarah kebawah kemudian masuk ke dalam tanah. Pertumbuhan memanjang ginofur akan terhenti setelah berbentuk polong.
4)      Biji
Biji kacang tanah memiliki warna yang bermacam-macam yakni putih, merah, ungu, dan kesumba. Biji yang paling baik adalah yang berwarana kesumba.
5)      Akar
Kacang tanah berakar tunggang, dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada juga yang menjadi akkar permanen yang berfungsi untuk menyerap makanan. Pada polong kadang terdapat semacam bulu akar yang dapat menyerap makanan. (Lisdiana Fachrudin, 2000)
            Sumber genetik (germ plasm) kacang tanah berasal dari Brasillia.Panaman kacang tanah pertama kali dilakukan orang Indian.Setelah Benua Amerika ditemukan, tanaman ini ditanam oleh pendatang dari Eropa.Daerah pusat penyebarannya mula-mula terkonsentrasi di India,Cina,Nigeria, Amerika Serikat dan Gambia,kemudian meluas ke berbagai negara di dunia. Di  Indonesia kacang tanah mulai ditanam pada awal abad ke-17 .Masuknya kacang tanah ke wilyah Nusantara dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis .Sentrum produksi kacang tanah pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, selanjutnya menyebar ke berbagai daerah (provinsi),terutama Sumatra Utara dan Sulawesi selatan.Kini kacang tanah telah ditanam di seluruh Indonesia . ( Rahmat Rukmana, 1995 )
Syarat tumbuh tanaman jagung
Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari.  Lokasi untuk tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanama jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi  jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus,  dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk tumbuh. ( Rochani Siti, 2000 ).
Penanaman jagung di dunia tersebar luas di daerah subtropik ataupun tropik.Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.Secara umum,tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1300 dapat,kisaran suhu udara antara 13c-30c,dan mendapatkan sinar penuh.Di indonesia tanaman jagung tumbuh dan produksi optimum di dataran rendah sampai ke tinggian 750 m dapat.Di pulau madura dan jawa sekitar 90% dari luas penanaman jagung terletak ketinggian 750 m dpc.Suhu ideal untuk berkecambah benih adalah 30c-30c dengan kapasitas air tanah antara 25%-60% keadaan suhu yang rendah dan tanah basah sering menyebabkan benih jagung busuk.Tanaman jagung membutuhkan suhu optimum antara 23c-27c,curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah 100mm-200mm/bulan curah hujan paling optimum 100mm/125mm/bulan dengan distribusi yang merata. (Rahmat Rukmana, 1993).
Iklim yang sesuai untuk tanaman kacang sebagai berikut;
1)      Keadaan tanah
            Kacang tanah tidak terlau memilih jenis tanah. Pada tanah berat ( heavy clay/fine textured soil ), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi, tanaman kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah ringan ( loamy sand, sandy laon dan sandy clay ) yaang cukup mengandung unsur hara. Tanah ringan tersbut umumnya gembur sehingga memungkinkan akar tumbuh dengan baik, dan lebih banyak polong yang terbentuk. Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan cukup baik pada tanah asam (Ph 5,0), tetapi peka terhadap tanah basah keasaman (Ph) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 – 7,0 pada Ph tanah antara 7,5 – 8,0, daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong akan menurun.
2)       Keadaan iklim
            Kacang tanah pada umumnya tumbuh di iklim kering, pada daerah ( zone ) tipe  iklim E ( terjadi 3 bulan basah berturut – turut ), tipe ikilm D3 ( terjadi 3 -4 bulan basah berturut – turut dan 4 -6 bulan kering berturut – turut ), dan tipe iklim C3 ( terjadi 5 -6 bulan basah berturut – turut dan 4 – 6 bulan kering berturut – turut ). Suhu amat berpengaruh terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan awal. Pada suhu kurang dari 18 C, laju perkecambahan rendah. Pertumbuhan kacang tanah meningkat sejalan dengan peningkatan suhu dari 20C menjadi 30C.
3)      Curah hujan
 Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi kacang tanah. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama periode tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan vegetatif. Curah hujan yang optimum bagi tanaman kacang tanah berkisar 45 – 200 mm/bulan
4)      Kelembaban tanah
            Kelmbaban tanah yang cukup pada fase awal pertumbuhan, fase berbunga, dan fase pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan produksi yang tinngi.
5)      Suhu udara
            Suhu udara yang dikehendaki tanaman kacang tanah suhu optimalnya berkisar 25 – 30C.
Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) memerlukan iklim yang lebih panas dibandingkan tanaman kedelai atau jagung. Suhu harian antara 25 hingga 350C tanaman kacang tanah tumbuh lambat, umurnya lebih lama, dan hasilnya kurang. Kelembaban udara yang tinggi (lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah (Arachis Hypogaea), karena akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang terlalu lembap di samping menghambat pertumbuhan tanaman, juga mendorong pertumbuhan cendawan pembusuk akar( )Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea L)termasuk tanaman strata A, yakni tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya naungan yang menghalangi sinar matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil. Tanaman yang ternaungi tumbuh memanjang batangnya lemah, bunga dan polong yang terbentuk sangat sedikit. Tekstur : Ringan dan sedang (Lempung berpasir dengan sirkulasi udara lancar. Struktur Tanah : Gembur dan ringan. PH : 4,5 - 7,7, optimal 5,6 - 6,6. Curah Hujan : 900-2000 mm per bulan dengan bulan kering < 8 bulan. Temperatur: 25-27 C dengan kelembaban udara sekitar 50-80 %. ( Wahyu Askari, 2010 )
Tanaman monocotyle
Pada batang tanaman monokotil, berkas pembulu tersebar. Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga pada tanaman monokotil, pertumbuhan sekunder tidak terjadi atau jarang terjadi. Korteks dan silindris pusat pada tanaman monokotil tidak dapat dibadakan secara jelas. Pada tanaman dikotil, berkas pembulu tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empelur di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xylem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tanaman dikotil. Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tanaman dikotil, yaitu kambium pembuluh dan kambium gabus. ( Didik Priyandoko, 2007 )
Perbedaan antara akar tanaman dikotil dan akar tanaman monokotil dapat dijelaskan saat masih kecambah. Pada tanaman dikotil terdapat satu akar utama yang besar, sedangkan pada tanaman monokotil tidak ada. Pada akar utama tanaman dikotil, akan tumbuh cabang – cabang akar dari akar utama. Pada tanaman monokotil, akar utama tidak berkembang sehingga muncul akar – akar yang berukuran relatif sama dari tempat munculnya akar utama. Akar dikotil disebut juga akar tunngang, sedangkan akar monokotil disebut akar serabut. Batang pada tanaman dikotil dan tanaman monokotil memiliki perbedaan dalam hal berkas pengngkutan. Struktur jaringan pembulu keduanya sangat berbeda. Berkas pada pengangkuatan pada tanaman dikotil tersusun melingkar seperti cincin. Adapun pada tanaman monokotil berskas pengangkutan tersebar tidak beraturan. Dalam setia berkas pengangkutan (berkas pembulu) selalu terdapat floem dan xylem.(Saeful Karim, 2008)
Tanaman dicotyle
Anatomi batang tanaman dikotil terdiri atas kuliy kayu, kayu dan empulur. Empulr sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang tanaman dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks dan floem. Felogen dapat ditemukan dibagian bawah epidermis. Pada kulit batang terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus. Bagian tersebut dinamakan inti sel. Inti sel berfungsi sebagai tempat terjadinya peristiwa penguapan dan pertukaran gas. Selain jaringan epidermis dan gabus, pada batang dijumpai pula jaringan parenkim, kolenkim, sklerenkim, floem dan xylem. Berkas pembulu floem letaknya berdampingan dengan pembulu xylem. Di antara berakas pembulu xylem dan floem, terdapat pembulu ( kambium vaskular ). Kambium pembulu merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu dengan kayu ( xylem ). Jika letak floem dan xylem berdampingan, ikatan pembulu yang terbentuk di namakan ikatan koteral. Tpe ikatan kolateral terbagi menjadi 2, yakni koleteral terbuka dan koleteral tertutup. Pada ikatan koloteral terbuka, terdapat kambium diantara berkas pembulu. Adapun pada ikatan koleteral tertutup, tidak terdapat kambium diantara berkas pembulu. ( Oman Karma, 2006)
Batang dikotil memiliki struktur yang khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil tua memiliki struktur yang sedikit berbeda. Batang menunjukan adanya suatu lingkaran kayu dengan pembulu angkut di sekitar empelurnya. Sementara itu, menunjukan dikotil yang tua. Kayu tersusun atas trakea. Trakea merupakan saluran terbentuk oleh sel – sel yang telah mati dan bagian – bagian ujungnya mati menyambung. Saluran tersebut berfungsi menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu, terdapat juga trakeid yang bentuk selnya memanjang, ujung – ujungnya runcing dan ukurannya lebih kecil dari pada trakea. Trakeid berfungsi menyokong atau memperkuat batang pembelahan sel kambium vaskular kearah dalam membentuk kayu dan pembelahan sel ke arah luar membentuk kulit kayu. Aktivitas pembentukan kayu lebih aktivitas tersebut mengakibatkan bagian kayu lebih besar dari pada kulit kayu. Hal ini yang menyebabkan pada kulit kayu sering terjadi pengelupasan. ( Moekti Ariebowo, 2003 ).






ALAT DAN METODE
Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain parang, cangkul, tali rafia, patok,penggaris, alat tulis, gembor dan meteran.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain, biji jagung dan kacang tanah, furadan, dan pupuk kandang.

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan Pada Tanggal 27 Maret – 18 Mei 2015 di lahan praktikum Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Metode
1.      Membuat petak pertanaman
2.      Membuat bedengan dengan
3.      Mengolah tanah hingga siap tanam
4.      Memberikan pupuk kandang
5.      Membuat lubang tanam
6.       Menanam benih jagung dan kacang tanah kedalam lubang tanam, masing-masing 2 benih.
7.      Memelihara pertanaman dengan baik, dengan melakukan penyiraman sesuai keperluan dan mencabuti rumput yang tunbuh disekitar tanaman.
8.      Memilih 3 tanaman sebagai sampel pengamatan setelah satu minggu tanam dan 4 minggu setelahnya
9.      Melakukan penyulaman apabila ada benih yang tidak tumbuh satu minggu setelah tanam.
10.  Mengamati tinggi tanaman, dan jumlah daun tanaman sampel secara periodik sekali seminggu sampai umur tanaman 7 minggu.
11.  Mencatat hasil pengamatan











HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktiku pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah dari minggu 1-7 setelah tanam
No
Minggu ke-
Tinggi tanaman (cm)
1
2
3
1.
1
8
6
6
2.
2
17,5
16,5
15,8
3.
3
28,4
25,8
24
4.
4
25,9
28
28,6
5.
5
34
31
37
6.
6
44,2
38,5
40,8
7.
7
56
48,7
50
Rata-rata
30,57
27,79
28,89

Grafik 1. Rata-rata inggi tanaman kacang tanah dari minggu 1-7 setelah tanam

Contoh  perhitungan mengukur luas daun dengan menggunakan metode Gravemetri Daun pada kacang tanah
Diketahui : Berat semua daun                         = 0,0110 kg     = 11 g
                   Berat bulatan daun                       = 0,00010 kg   = 0,1 g
                  Jumlah diameter bulatan (cm)       = 3 cm
Ditanya : ILD (Indeks Luas daun)?

Jawab:

         Berat semua daun
ILD (cm)         =                                              x   Jumlah diameter bulatan (cm)
                                Berat daun bulatan 
                                    11
                        =                      x  3               =    330 cm2
                                    0,1

Perhitungan Kadar air tanaman
Diketahui: Berat basah (BB)               = 134,85 g
                  Berat kering (BK)             = 25 g
Ditanya: KA (Kadar Air)?
Jawab:   
           
Jadi kadar air yang terkandung dalam kacang tanah yang ditanam dengan system tumpang sari adalah 81,461%.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman  jagung dari minggu 1-7 setelah tanam
Minggu ke-
Tinggi tanaman (cm)
1
2
3
1
15
16
11
2
38
43
34,8
3
63,8
64
54
4
61
67
62,3
5
122
120
125
6
161,1
146,3
148,7
7
182,7
166
168
Rata-rata
98,44
91,94
88,90

Grafik 2. Rata-rata tinggi tanaman jagung dari minggu 1-7 setelah tanam


Contoh  perhitungan mengukur luas daun dengan menggunakan metode Gravemetri Daun pada jagung
Diketahui : Berat semua daun                         = 0,05610 kg   = 56,1 g
                   Berat bulatan daun                       = 0,00010 kg   = 0,1 g
                  Jumlah diameter bulatan (cm)       = 3 cm
Ditanya : ILD (Indeks Luas daun)?

Jawab:

          Berat daun awal
ILD (cm)         =                                              x   Jumlah diameter bulatan (cm)
                                Berat daun bulatan

                                  56,1
                        =                      x  3               =    1683 cm2
                                   0,1

Perhitungan Kadar air tanaman
Diketahui: Berat basah (BB)               = 117,5 g
                  Berat kering (BK)             = 59,5 g
Ditanya: KA (Kadar Air)?
Jawab:   
            6

Pembahasan
Menanam dengan teknik poikultur adalah menanam tanaman dua jenis atau lebih di satu lahan. Contohnya pada lahan praktikum kali ini yaitu tanaman kacang tanah dan jagung dalam satu bedengan. Sampel dalam satu bedengan diambil secara acak sebanyak 5 sampel tanaman kemudian dilakukan pengukuran.Setelah umur 1 minggu, terlihat tanaman jagung dan kacang tanah yang ditanam secara polikultur tumbuh baik walaupun tinggi tanamannya tidak merata. Dari sampel acak yang di ambil terlihat tinggi tanaman yang bervariasi serta lebar daun, jumlah daun yang bervariasi pula. Begitu pula dengan pengamatan pada minggu minggu berikutnya. Terlihat pada pengamatan minggu ke-5, tanaman tumbuh sangat pesat. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan pemberian pupuk Mutiara (NPK) yang memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, faktor perawatan berupa pembumbungan juga berpengaruh. Pembumbungan dimaksudkan untuk memperbaiki aerasi di sekitar tanaman.











KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah :
1.      Jagung merupakan tanaman yang memerlukan pencahayaan matahari penuh.
2.      Tanaman kacang tanah dan jagung cocok di polikulturkan
3.      Setiap tanaman memiliki pertumbuhan yang berbeda, seklalipun ditanam dalam waktu yang sama.
4.      Perawatan dan pemberian pupuk sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah ini.













DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. http://megantara-farm.blogspot.com/tanaman-tumpang-sari-kedelai-dan-jagung/2011/07. html. Diakses 28 Mei 2015.

Ariebowo. Moekti. 2003. Praktis Belajar Biologi. Visindo: Jakarta.
Askari,Wahyu.2010.akademi ktanaman -kacang tanah. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanaman-kacang-tanah/.  Diakses  28 Mei 2015.

Atinirmala,2006.anatomi- tumbuhan- monokotil –dan -dikotil http://soearga.wordpress.com/anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/  diakses tgl 28 Mei 2015.

Doni,Ahmadi.2013.budidayakacangtanah.http://doniahmadi45.blogspot.com/2013/02/makalah-budidaya-kacang-tanah.html. Diakses 28 Mei 2015.

Fahmi, 2012. Pola tanam http://kickfahmi.blogspot.com/pola-tanam/2012/05.html. Diakses 28 Mei 2015.

Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA. Madju Offset: Jakarta.
Karma, Oman. 2006. BIOLOGI XI. Grafindo: Bandung.
Lisdiana, Fachrudin. 2000. Budi Daya Kacang Kacangan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Mashudi. 2001. Bertanam Kacang Tanah dan Manfaatnya. Azaka Press: Surabaya.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Pitojo, Setijo. 2005. Benih Kacang Tanah. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Priyandoko, Didik. 2007. BIOLOGI XI. Piranti Darma Kalokatam: Jakarta.
Purwono, 2005. Biologi Interaktif. Azka Press: Surabaya.
Purwono. 2007. Budi Daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1993. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat. 1995. Kacang Tanah. Azka Press: Surabaya.
Siti, Rochani. 2000. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press: Surabaya.
Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam urat, dan Obesitas. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.


Sugianto, Sattok , 2012. http://sattoksugianto.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-pengaruh-media-tanam.html. Diakses pada tanggal 28 Mei 2015