PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang
dan cabang-cabangnya, ada pula kalanya daun-daun suatu tumbuhan berjejal-jejal
suatu bagian batang, yaitu pada pangkal batang atau pada pangkal batang atau
pada ujungnya. Umumnya daun pada pangkal batang terpisah-pisah dengan suatu jarak
yang nyata (Tjitrosoepomo, 1985).
Tata letak daun pada batang atau cabang tempat duduknya daun disebut
buku-buku batang (nodus). Bagian ini
seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar
batang sebagai suatu cincin, pada umumnya duduknya daun pada batang memiliki aturan
yang tata letak daun batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting
dan mengingat tempat-tempat batang serta kedudukan batang bagian tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Hidayat, 1995).
Batang
biasanya terdiri atas sumbu, epikotil, yang beberapa ruas, yang tidak
memanjang, dan beberapa primordial daun. Pada saat perkecambahan biji embrio
melebar dan mulai tumbuh meristem apical pada pucuk daun muda menambah lagi primordial daun dan
memanjanglah ruas diantara primordial yang lebih bawah, yang dalam pada itu
menjauh dari ujung. Kuncup berkembang
oada ketiak daun yang berkembang dan menghasilkan pucuk yang bercabang. Pada
tumbuhan dewasa, perkembangan primordia daun pada ujung pucuk dan pemanjangan
ujung yang dibawahnya sama seperti pertumbuhan embrio biji yang berkecambah,
urutan munculnya dan susunan daun pada batang lebih-kurang karakteristik bagi
setiap spesies (Fahn, 1991).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
agar dapat mengamati, mempelajari dan menggambarkan tata letak daun pada
tanaman yang diamati dan agar dapat
membuat diagram dan bagannya.
BAHAN DAN METODE
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman mawar
(Rosa sp ) dan tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata) yang digunakan
sebagai bahan untuk pengamatan.
Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku gambar dan alat tulis
yang digunakan untuk menggambar hasil pengamatan
Waktu dan Tempat
Laporan ini disusun berdasarkan
praktikum yang dilaksanakan hari senin,
Oktober 2013 dari jam 08.30 – 11.00 Wita. Bertempat di lapangan depan
Gedung Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diamati.
2. Mengamati tata letak daun pada batang ( Ortostik daun, bagan
duduk daun dan rumus divergensi daun).
3. Menggambar hasil pengamatan serta diagram dan bagan duduk
daun yang diamati
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1.Hasil Pengamatan Tata Letak
Daun Mawar (Rosa sp)
Diagram
|
Keterangan
|
|
·
Rumus
daun atau divergensi :
·
Sudut
divergensi :
|
Bagan
|
|
|
Tabel
2. Hasil Pengamatan Tata Letak Daun Cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
Diagram
|
Keterangan
|
|
·
Rumus
daun atau divergensi :
·
Sudut
divergensi :
|
Bagan
|
|
|
Pembahasan
Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut
buku-buku batang (nodus). Dan bagian
ini sering tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar
batang sebagai suatu cincin. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang
disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang,
harus ditentukan terlebih dahulu beberapa jumlah daun yang terdapat pada suatu
buku-buku batang (Saktiono, 1989).
Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu
daun., maka tata letak daun dinamakan : tersebar (folio sparsa).
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral
tadi mengelilingi batang a kali, jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b,
maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang
dinamakan juga: rumus daun atau divergensi. Jika kita memeriksa berbagai jenis
tumbuhan dengan tata letak daun tersebar akan ternyata, bahwa pecahan a/b dapat
terdiri atas pecahan-pecahan: 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan seterusnya.
Jika kita amati dengan seksama angka- angka yang membentuk pecahan-pecahan
tadi, maka deretan angka-angka pecahan yang masing-masing dapat merupakan rumus
daun suatu jenis tumbuhan itu, memperlihatkan sifat berikut:
Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga, keempat dan
seterusnya) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan
menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, demikian pula penyebutnya,
yang merupakan hasil kedua penyebut dua suku yang didepannya tadi. Pada
tiap buku- buku batang terdapat dua daun pada setiap buku- buku itu
letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak 180º). Pada buku- buku batang
berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang
dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan:berhapan-
bersilang (foliaqopposite) atauq( folia
decussata), misalnya pada soka (Ixora paludosa Kurz) (Andre, 2013).
Sebagian besar spesies mawar (Rosa sp) mempunyai daun yang
panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun
majemuk yang
tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak
daun dan daun
penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan
menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada
batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian
besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada
di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.
Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) berbentuk memanjang
atau bulat dengan ujung tumpul beringgit. Setiap helai daunya tebal dan
mengandung banyak air. Selain itu, tangkai daunya bersayap dan dapat
dikembangbiakan sebagai tanaman atau bibit baru. Jika daunya dipetik akan
membentuk kuncup-kuncup anak tanaman dalam toreh-toreh pinggiran daunnya. Cocor
bebek mempunyai batang yang tegak dan dengan bentuk segi empat tumpul atau
membulat.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Tata letak daun pada batang atau cabang tempat duduknya daun disebut
buku-buku batang (nodus).
2.
Sudut divergensi yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut, rumusnya
yaitu
x 360º. Dimana
didapat ddari rumus
daun atau divergensi.
3.
Daun tanaman mawar (Rosa
sp) memiliki tata letak daun
dan sudut divergensi
120º. Sedangkan Daun cocor bebek (Kalanchoe
sp) memiliki tata letak daun
dan sudut
divergensinya 180º.
4.
Untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral
tadi mengelilingi batang, a kali jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b,
maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang
dinamakan juga: rumus daun atau divergensi. Jika kita memeriksa berbagai jenis
tumbuhan dengan tata letak daun tersebar akan ternyata, bahwa pecahan a/b dapat
terdiri atas pecahan- pecahan: 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan seterusnya.
Jika kita amati dengan seksama angka- angka yang membentuk pecahan- pecahan
tadi, maka deretan angka- angka pecahan yang masing- masing dapat merupakan
rumus daun suatu jenis tumbuhan itu.
No comments:
Post a Comment