PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan
memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender
penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur
(tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai
plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem
produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan
berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,
keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di
Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan
(terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka
pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air
yang tersedia ataupun curah hujan. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam
beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian
rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan
pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan
kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya
berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu
diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya
ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan
jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya
disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada suatu
petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan
dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan
tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal. ( Fahmi, 2012)
Tumpang sari adalah cara bercocok tanam pada satu petak lahan dengan dua
atau tiga tanaman sekaligus. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan
beberapa keuntungan antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik
baiknya. Manfaat lainnya adalah dalam satu musim kadang hama menyerang pada
salah satu tanaman, namun tidak menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika
satu jenis tanaman terserang penyakit maka jenis tanaman lainnya masih bisa
selamat.Jagung bisa tumbuh dengan baik jika ditanam disela sela tanaman
kedelai, biasanya untuk periode musim tanam yang ke tiga yaitu padi - padi -
kedelai. Pola semacam ini sudah mulai banyak diterapkan para petani pada lahan
sawah semi irigasi, dimana pada musim penghujan mereka menanam padi sebanyak 2
kali sedangkan pada musim kemarau ganti menanam kedelai dengan memanfaat air
tanah yang dipompa dengan menggunakan mesin diesel. Sebagai persiapan awal
lahan bekas tanaman padi dibuat selokan menggunakan traktor dengan jarak kurang
lebih satu setengah meter. Kemudian benih kedelai dimasukkan pada lubang lubang
yang telah di buat menggunakan tugal (gejik). Pada keesokan harinya barulah
benih jagung ditanam dengan cara yang sama menggunakan tugal. Usahakan benih
jagung yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup dengan pasir atau pupuk
kandang, bisa juga menggunakan sekam bekas pembakaran pabrik tahu. Mengapa di
beri jarak satu hari setelah penanaman kedelai karena benih jagung tidak menyukai
lahan yang terlalu banyak air. Tanah yang basah tanpa ada genangan air akan
membuat benih jagung tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak air benih jagung
akan membusuk. Pada setiap gulutan tanah cukup diberi satu deret tanaman jagung
dan posisi deretan berada ditepi saluran air bagian kiri dan kanannya. Tidak
perlu tiap saluran air diberi tanaman jagung namun beri jeda satu saluran air
kosong tak ada tanaman jagungnya, sedangkan sebelahnya ada lagi tanamannya (
Anonim, 2011).
Segala bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia dalam pemanfaatanya
untuk budidaya tanaman guna memdapat hasil yanng sebanyak-banyaknya secara
berkelajutan. Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman
pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan
kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang
sirih. Usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan
dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode
waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama
periode tertentu. Produktivitas merupakan suatu hal yang sangat vital dalam
usaha pertanian, dimana akhir-akhir ini semakin ditantang untuk mengimbangi
tuntutan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa. Peningkatan jumlah penduduk
menyebabkan permintaan akan kebutuhan hasil-hasil pertanian baik jenis, jumlah
maupun kualitasnya. Disisi lain lahan untuk pertanian semakin terbatas karena
alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, industri, sarana
jalan serta sarana fisik lainnya, Untuk itu, bagaimana merancang suatu model
penanaman, agar lahan yang semakin terbatas itu dapat menghasilkan produksi
yang tinggi secara berkelanjutan.Jagung sebagai tanaman pangan, menduduki
urutan kedua setelah padi. Disamping itu juga mempunyai peranan yang tidak
kalah pentingnya dengan padi, karena jagung merupakan salah satu jenis bahan
makanan yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai
pengganti beras. Di Indonesia sangat mendukung dikembangkannya komoditi jagung,
sebab jagung memiliki potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan mudah
diusahakan. Konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat, karena itu peluang
pemasaran jagung masih terbuka lebar).Selain komoditi jagung sebagai bahan
makanan, masih dibutuhkan komoditi lain seperti kacang hijau. Kacang hijau
merupakan salah satu jenis komoditi dari jenis tanaman leguminosa yang
mempunyai arti penting. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan
kacang tanah. Manfaat kacang hijau sebagai penghasil bahan makanan merupakan
hal yang sangat penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin
terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat
yang relatif kurang vitamin. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan antara
lain tumpang sari, tumpang gilir, tanaman bersisispan, dan tanamana
campuran. Tumpang sari (intercropping), adalah melakukan penanaman
lebih dari satu tanaman yang memiliki
umur sama atau berbeda contoh tumpang sari sama umur seperti jagung dan
kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.Tumpang
gilir (Multiple Cropping) yaitu penanaman yang dilakukan secara beruntun
sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan
maksimum.( Patra, 2012 )
Tumbuhan monokotil dan dikotil ialah salah satu penggolongan secara garis
besar darikelompok tetumbuhan, oleh sebab itu dengan pengamatan ini diharapkan
mampu menganalisistipe tumbuhannya berdasarkan anatominya. pada pengamatan
jaringan yang dimiliki oleh keduatumbuhan relatif sama, tetapi bila diteliti
perbedaan nampak pada susunan berkas pengangkutnyabila pada dikotil, memiliki
kambium dan monokotil tidak berkambium yang nantinya akanmemengaruhi
pertulangan daunnya (nervatio) dari tumbuhan monokotil maupun dikotil. tumbuhan
itu terbagi atas beberapa jenis, diantaranya tumbuhan berbiji.Tumbuhan berbiji
(spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan berbiji
tertutup (angiospermae) dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu tumbuhan
berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). Masing-masing
jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai ciri karakteristik yang berbeda-beda,
baik secara morfologi maupun anatomi ( Purwono, 2007 ).
Tujuan
Mengetahui pertumbuhan biji tanaman jagung dan kacang
tanah tumpangsari yang ditanam secara monokultur dari awal tanam hingga siap
panen.
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung dikenal
dengan nama ilmiah Zea mays L. ,
familly poaceae. ( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Divi
: Spermatophyta
Subdivisi :
Magnoliophyta
Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus : Zea
Spesies
: Zea mays L. ( Hardi
Soenanto, 2009 )
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar,
yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari
radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh
dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Semenatara
akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat
permukaan tanah, dann keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang,
berbentuk silindris, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku
ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung
tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun
jagung memanjang dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8
– 48 helaian, tergantung varietas. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak
daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.
Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun
yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula
adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. ( Rudi Hartono,
2005 ).
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga
disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna
karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan
terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 atau
ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari
bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya
terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ). Penyerbukan terjadi dari
serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya
berasal dari tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam
satu tongkol terdapat 200 – 400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian.
Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm
yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu
embrio atau lembaga.( Purwono, 2005 ).
Dalam taksonomi (sistematika) tumbuh – tumbuhan, kacang
tanah di klafikasikan sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Family
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogeae. (Pitojo,
2005)
Morfologi kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari
bagian-bagian tanaman.
1)
Daun
Kacang tanah
memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai daun agak panjang, tiap tangkai
terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan penting dalam proses fotosintesis.
2)
Bunga
Kacang tanah mulai
berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu. Bunga tumbuh pada ketiak daun.
Setiap bunga memiliki tabung kelopak berupa tangkaian panjang berwarna putih.
Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning dan memiliki bendera yang
bergaris-garis merah pada pangkalnya. Bunga yang mampu melakukan penyerbukan
sendiri ini hanya berumur 1 hari.
3)
Buah
Buah kacang tanah
berbetuk polong. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah yang disebut ginofur
tumbuh memanjang. Ginofur ini merupakan bakal jadi tangkai polong. Ujung
ginofur yang runcing mula-mula mengaruh ke atas, tetapi setelah tumbuh, ujung
ginofur mengarah kebawah kemudian masuk ke dalam tanah. Pertumbuhan memanjang
ginofur akan terhenti setelah berbentuk polong.
4)
Biji
Biji kacang tanah
memiliki warna yang bermacam-macam yakni putih, merah, ungu, dan kesumba. Biji
yang paling baik adalah yang berwarana kesumba.
5)
Akar
Kacang tanah
berakar tunggang, dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang
tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada juga yang menjadi akkar permanen
yang berfungsi untuk menyerap makanan. Pada polong kadang terdapat semacam bulu
akar yang dapat menyerap makanan. (Lisdiana Fachrudin, 2000)
Sumber
genetik (germ plasm) kacang tanah berasal dari Brasillia.Panaman kacang tanah
pertama kali dilakukan orang Indian.Setelah Benua Amerika ditemukan, tanaman
ini ditanam oleh pendatang dari Eropa.Daerah pusat penyebarannya mula-mula
terkonsentrasi di India,Cina,Nigeria, Amerika Serikat dan Gambia,kemudian
meluas ke berbagai negara di dunia. Di
Indonesia kacang tanah mulai ditanam pada awal abad ke-17 .Masuknya
kacang tanah ke wilyah Nusantara dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis
.Sentrum produksi kacang tanah pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah (provinsi),terutama Sumatra Utara dan Sulawesi
selatan.Kini kacang tanah telah ditanam di seluruh Indonesia . ( Rahmat
Rukmana, 1995 )
Syarat tumbuh tanaman jagung
Tanaman jagung
adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat
memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang
terbuka berupa sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya
matahari. Lokasi untuk tanaman jagung
sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu,
dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan
syarat tumbuh tanama jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung.
Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi
jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung
adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus, dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk
tumbuh. ( Rochani Siti, 2000 ).
Penanaman
jagung di dunia tersebar luas di daerah subtropik ataupun tropik.Tanaman jagung
dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.Secara umum,tanaman jagung
dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1300
dapat,kisaran suhu udara antara 13c-30c,dan mendapatkan sinar penuh.Di
indonesia tanaman jagung tumbuh dan produksi optimum di dataran rendah sampai
ke tinggian 750 m dapat.Di pulau madura dan jawa sekitar 90% dari luas
penanaman jagung terletak ketinggian 750 m dpc.Suhu ideal untuk berkecambah
benih adalah 30c-30c dengan kapasitas air tanah antara 25%-60% keadaan suhu
yang rendah dan tanah basah sering menyebabkan benih jagung busuk.Tanaman
jagung membutuhkan suhu optimum antara 23c-27c,curah hujan yang ideal untuk
tanaman jagung adalah 100mm-200mm/bulan curah hujan paling optimum
100mm/125mm/bulan dengan distribusi yang merata. (Rahmat Rukmana, 1993).
Iklim yang
sesuai untuk tanaman kacang sebagai berikut;
1) Keadaan tanah
Kacang tanah tidak terlau memilih
jenis tanah. Pada tanah berat ( heavy clay/fine textured soil ), kacang tanah
masih dapat menghasilkan, jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik.
Tetapi, tanaman kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah ringan ( loamy
sand, sandy laon dan sandy clay ) yaang cukup mengandung unsur hara. Tanah
ringan tersbut umumnya gembur sehingga memungkinkan akar tumbuh dengan baik,
dan lebih banyak polong yang terbentuk. Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan
cukup baik pada tanah asam (Ph 5,0), tetapi peka terhadap tanah basah keasaman
(Ph) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 – 7,0 pada Ph tanah
antara 7,5 – 8,0, daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong akan
menurun.
2) Keadaan iklim
Kacang tanah pada umumnya tumbuh di
iklim kering, pada daerah ( zone ) tipe
iklim E ( terjadi 3 bulan basah berturut – turut ), tipe ikilm D3 (
terjadi 3 -4 bulan basah berturut – turut dan 4 -6 bulan kering berturut –
turut ), dan tipe iklim C3 ( terjadi 5 -6 bulan basah berturut – turut dan 4 –
6 bulan kering berturut – turut ). Suhu amat berpengaruh terhadap perkecambahan
biji dan pertumbuhan awal. Pada suhu kurang dari 18 C, laju perkecambahan
rendah. Pertumbuhan kacang tanah meningkat sejalan dengan peningkatan suhu dari
20C menjadi 30C.
3) Curah hujan
Jumlah dan distribusi curah hujan sangat
berpengaruh terhadap produksi kacang tanah. Hujan yang cukup pada saat tanam
sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah dengan baik. Distribusi curah
hujan yang merata selama periode tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan
vegetatif. Curah hujan yang optimum bagi tanaman kacang tanah berkisar 45 – 200
mm/bulan
4) Kelembaban tanah
Kelmbaban tanah yang cukup pada
fase awal pertumbuhan, fase berbunga, dan fase pembentukan polong sangat
penting untuk mendapatkan produksi yang tinngi.
5) Suhu udara
Suhu udara yang dikehendaki tanaman
kacang tanah suhu optimalnya berkisar 25 – 30C.
Kacang tanah
(Arachis Hypogaea L) memerlukan iklim yang lebih panas dibandingkan tanaman
kedelai atau jagung. Suhu harian antara 25 hingga 350C tanaman kacang tanah
tumbuh lambat, umurnya lebih lama, dan hasilnya kurang. Kelembaban udara yang
tinggi (lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah
(Arachis Hypogaea), karena akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi
pertumbuhan penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang terlalu lembap di
samping menghambat pertumbuhan tanaman, juga mendorong pertumbuhan cendawan
pembusuk akar( )Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea L)termasuk tanaman
strata A, yakni tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya
naungan yang menghalangi sinar matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil.
Tanaman yang ternaungi tumbuh memanjang batangnya lemah, bunga dan polong yang
terbentuk sangat sedikit. Tekstur : Ringan dan sedang (Lempung berpasir dengan
sirkulasi udara lancar. Struktur Tanah : Gembur dan ringan. PH : 4,5 - 7,7,
optimal 5,6 - 6,6. Curah Hujan : 900-2000 mm per bulan dengan bulan kering <
8 bulan. Temperatur: 25-27 C dengan kelembaban udara sekitar 50-80 %. ( Wahyu
Askari, 2010 )
Tanaman
monocotyle
Pada batang
tanaman monokotil, berkas pembulu tersebar. Pada monokotil tidak terdapat
kambium sehingga pada tanaman monokotil, pertumbuhan sekunder tidak terjadi
atau jarang terjadi. Korteks dan silindris pusat pada tanaman monokotil tidak
dapat dibadakan secara jelas. Pada tanaman dikotil, berkas pembulu tersusun dalam
suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empelur
di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xylem terdapat kambium yang
menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tanaman dikotil. Dua macam kambium yang
menghasilkan jaringan sekunder tanaman dikotil, yaitu kambium pembuluh dan
kambium gabus. ( Didik Priyandoko, 2007 )
Perbedaan
antara akar tanaman dikotil dan akar tanaman monokotil dapat dijelaskan saat
masih kecambah. Pada tanaman dikotil terdapat satu akar utama yang besar,
sedangkan pada tanaman monokotil tidak ada. Pada akar utama tanaman dikotil,
akan tumbuh cabang – cabang akar dari akar utama. Pada tanaman monokotil, akar
utama tidak berkembang sehingga muncul akar – akar yang berukuran relatif sama
dari tempat munculnya akar utama. Akar dikotil disebut juga akar tunngang,
sedangkan akar monokotil disebut akar serabut. Batang pada tanaman dikotil dan
tanaman monokotil memiliki perbedaan dalam hal berkas pengngkutan. Struktur
jaringan pembulu keduanya sangat berbeda. Berkas pada pengangkuatan pada
tanaman dikotil tersusun melingkar seperti cincin. Adapun pada tanaman
monokotil berskas pengangkutan tersebar tidak beraturan. Dalam setia berkas
pengangkutan (berkas pembulu) selalu terdapat floem dan xylem.(Saeful Karim, 2008)
Tanaman
dicotyle
Anatomi batang
tanaman dikotil terdiri atas kuliy kayu, kayu dan empulur. Empulr sangat sulit
ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang tanaman
dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus,
korteks dan floem. Felogen dapat ditemukan dibagian bawah epidermis. Pada kulit
batang terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus. Bagian tersebut
dinamakan inti sel. Inti sel berfungsi sebagai tempat terjadinya peristiwa penguapan
dan pertukaran gas. Selain jaringan epidermis dan gabus, pada batang dijumpai
pula jaringan parenkim, kolenkim, sklerenkim, floem dan xylem. Berkas pembulu
floem letaknya berdampingan dengan pembulu xylem. Di antara berakas pembulu
xylem dan floem, terdapat pembulu ( kambium vaskular ). Kambium pembulu
merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu dengan kayu ( xylem ). Jika letak
floem dan xylem berdampingan, ikatan pembulu yang terbentuk di namakan ikatan
koteral. Tpe ikatan kolateral terbagi menjadi 2, yakni koleteral terbuka dan
koleteral tertutup. Pada ikatan koloteral terbuka, terdapat kambium diantara
berkas pembulu. Adapun pada ikatan koleteral tertutup, tidak terdapat kambium
diantara berkas pembulu. ( Oman Karma, 2006)
Batang dikotil
memiliki struktur yang khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil tua
memiliki struktur yang sedikit berbeda. Batang menunjukan adanya suatu
lingkaran kayu dengan pembulu angkut di sekitar empelurnya. Sementara itu,
menunjukan dikotil yang tua. Kayu tersusun atas trakea. Trakea merupakan
saluran terbentuk oleh sel – sel yang telah mati dan bagian – bagian ujungnya
mati menyambung. Saluran tersebut berfungsi menyalurkan air dan garam mineral
dari akar ke daun. Pada kayu, terdapat juga trakeid yang bentuk selnya memanjang,
ujung – ujungnya runcing dan ukurannya lebih kecil dari pada trakea. Trakeid
berfungsi menyokong atau memperkuat batang pembelahan sel kambium vaskular
kearah dalam membentuk kayu dan pembelahan sel ke arah luar membentuk kulit
kayu. Aktivitas pembentukan kayu lebih aktivitas tersebut mengakibatkan bagian
kayu lebih besar dari pada kulit kayu. Hal ini yang menyebabkan pada kulit kayu
sering terjadi pengelupasan. ( Moekti Ariebowo, 2003 ).
ALAT
DAN METODE
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum kali ini antara lain parang, cangkul, tali rafia,
patok,penggaris, alat tulis, gembor dan meteran.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain, biji jagung dan
kacang tanah, furadan, dan pupuk kandang.
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan Pada Tanggal 27 Maret – 18 Mei 2015 di lahan
praktikum Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Metode
1.
Membuat
petak pertanaman
2.
Membuat
bedengan dengan
3.
Mengolah
tanah hingga siap tanam
4.
Memberikan
pupuk kandang
5.
Membuat
lubang tanam
6.
Menanam benih jagung dan kacang tanah kedalam
lubang tanam, masing-masing 2 benih.
7.
Memelihara
pertanaman dengan baik, dengan melakukan penyiraman sesuai keperluan dan
mencabuti rumput yang tunbuh disekitar tanaman.
8.
Memilih
3 tanaman sebagai sampel pengamatan setelah satu minggu tanam dan 4 minggu
setelahnya
9.
Melakukan
penyulaman apabila ada benih yang tidak tumbuh satu minggu setelah tanam.
10. Mengamati tinggi tanaman, dan jumlah daun tanaman sampel
secara periodik sekali seminggu sampai umur tanaman 7 minggu.
11. Mencatat hasil pengamatan
HASIL
DAN PEMBAHASAN
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktiku pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah dari minggu 1-7 setelah tanam
No
|
Minggu ke-
|
Tinggi tanaman (cm)
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1.
|
1
|
8
|
6
|
6
|
2.
|
2
|
17,5
|
16,5
|
15,8
|
3.
|
3
|
28,4
|
25,8
|
24
|
4.
|
4
|
25,9
|
28
|
28,6
|
5.
|
5
|
34
|
31
|
37
|
6.
|
6
|
44,2
|
38,5
|
40,8
|
7.
|
7
|
56
|
48,7
|
50
|
Rata-rata
|
30,57
|
27,79
|
28,89
|
Grafik
1. Rata-rata inggi tanaman kacang tanah dari minggu 1-7 setelah tanam

Contoh perhitungan mengukur luas daun dengan
menggunakan metode Gravemetri Daun pada kacang tanah
Diketahui
: Berat semua daun =
0,0110 kg = 11 g
Berat bulatan daun = 0,00010 kg = 0,1 g
Jumlah diameter bulatan (cm) = 3 cm
Ditanya
: ILD (Indeks Luas daun)?
Jawab:
Berat semua daun

Berat daun bulatan
11

0,1
Perhitungan Kadar air
tanaman
Diketahui:
Berat basah (BB) = 134,85 g
Berat kering (BK) = 25 g
Ditanya:
KA (Kadar Air)?
Jawab:


Jadi kadar air yang terkandung dalam
kacang tanah yang ditanam dengan system tumpang sari adalah 81,461%.
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman jagung dari minggu 1-7 setelah tanam
Minggu ke-
|
Tinggi tanaman (cm)
|
||
1
|
2
|
3
|
|
1
|
15
|
16
|
11
|
2
|
38
|
43
|
34,8
|
3
|
63,8
|
64
|
54
|
4
|
61
|
67
|
62,3
|
5
|
122
|
120
|
125
|
6
|
161,1
|
146,3
|
148,7
|
7
|
182,7
|
166
|
168
|
Rata-rata
|
98,44
|
91,94
|
88,90
|
Grafik 2. Rata-rata tinggi tanaman jagung dari minggu 1-7 setelah tanam

Contoh perhitungan mengukur luas daun dengan menggunakan
metode Gravemetri Daun pada jagung
Diketahui
: Berat semua daun =
0,05610 kg = 56,1 g
Berat bulatan daun = 0,00010 kg = 0,1 g
Jumlah diameter bulatan (cm) = 3 cm
Ditanya
: ILD (Indeks Luas daun)?
Jawab:
Berat daun awal

Berat daun bulatan
56,1

0,1
Perhitungan Kadar air
tanaman
Diketahui:
Berat basah (BB) = 117,5 g
Berat kering (BK) = 59,5 g
Ditanya:
KA (Kadar Air)?
Jawab:


Pembahasan
Menanam dengan teknik poikultur adalah menanam tanaman
dua jenis atau lebih di satu lahan. Contohnya pada lahan praktikum kali ini
yaitu tanaman kacang tanah dan jagung dalam satu bedengan. Sampel dalam satu
bedengan diambil secara acak sebanyak 5 sampel tanaman kemudian dilakukan
pengukuran.Setelah umur 1 minggu, terlihat tanaman jagung dan kacang tanah yang
ditanam secara polikultur tumbuh baik walaupun tinggi tanamannya tidak merata.
Dari sampel acak yang di ambil terlihat tinggi tanaman yang bervariasi serta
lebar daun, jumlah daun yang bervariasi pula. Begitu pula dengan pengamatan
pada minggu minggu berikutnya. Terlihat pada pengamatan minggu ke-5, tanaman
tumbuh sangat pesat. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan pemberian pupuk
Mutiara (NPK) yang memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, faktor perawatan
berupa pembumbungan juga berpengaruh. Pembumbungan dimaksudkan untuk
memperbaiki aerasi di sekitar tanaman.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali
ini adalah :
1.
Jagung
merupakan tanaman yang memerlukan pencahayaan matahari penuh.
2.
Tanaman
kacang tanah dan jagung cocok di polikulturkan
3.
Setiap
tanaman memiliki pertumbuhan yang berbeda, seklalipun ditanam dalam waktu yang
sama.
4.
Perawatan
dan pemberian pupuk sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman jagung dan
kacang tanah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.
http://megantara-farm.blogspot.com/tanaman-tumpang-sari-kedelai-dan-jagung/2011/07.
html. Diakses 28 Mei 2015.
Ariebowo. Moekti.
2003. Praktis Belajar Biologi. Visindo: Jakarta.
Askari,Wahyu.2010.akademi ktanaman -kacang tanah. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanaman-kacang-tanah/. Diakses
28 Mei 2015.
Atinirmala,2006.anatomi- tumbuhan- monokotil –dan
-dikotil http://soearga.wordpress.com/anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/ diakses tgl 28 Mei 2015.
Doni,Ahmadi.2013.budidayakacangtanah.http://doniahmadi45.blogspot.com/2013/02/makalah-budidaya-kacang-tanah.html.
Diakses 28 Mei 2015.
Fahmi, 2012. Pola tanam
http://kickfahmi.blogspot.com/pola-tanam/2012/05.html. Diakses 28 Mei 2015.
Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya.
Karim, Saeful. 2008.
Belajar IPA. Madju Offset: Jakarta.
Karma, Oman. 2006.
BIOLOGI XI. Grafindo: Bandung.
Lisdiana, Fachrudin. 2000. Budi Daya Kacang Kacangan. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.
Mashudi. 2001.
Bertanam Kacang Tanah dan Manfaatnya. Azaka Press: Surabaya.
Mulyani, Sri. 2006.
Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Pitojo, Setijo.
2005. Benih Kacang Tanah. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Priyandoko, Didik.
2007. BIOLOGI XI. Piranti Darma Kalokatam: Jakarta.
Purwono, 2005.
Biologi Interaktif. Azka Press: Surabaya.
Purwono. 2007. Budi Daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta.
Rukmana, Rahmat.
1993. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat.
1995. Kacang Tanah. Azka Press: Surabaya.
Siti, Rochani. 2000.
Bercocok Tanam Jagung. Azka Press: Surabaya.
Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi,
Asam urat, dan Obesitas. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
Sugianto, Sattok , 2012.
http://sattoksugianto.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-pengaruh-media-tanam.html.
Diakses pada tanggal 28 Mei 2015