PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Serangga
merupakan golongan binatang yang gerbesar, kira-kira 75% dari jumlah binatang
yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga ada yang
menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat merugikan
karena merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan binatang ternak.
Ukuran serangga cukup beragam, yang terkecil besarnya kurang dari 0,25 mm,
sedangkan yang terbesar mencapai 15-25 cm. Berat rata-rata serangga tidak
melebihi 5,72 gram. Lalat beratnya sekitar 15-30 miligram dan ulat dewasa berat
rata-ratanya 3,5 gram. Serangga mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan
sekitarnya. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu
tidak ada ia masih dapat hidup dengan memakan jenis tanaman lain (Pracaya, 1991).
Secara
morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas
mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa
suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang
mengalami penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat,
sedangkan abdomen terdiri dari + 9 ruas. Caput merupakan kepala serangga yang
berfungsi sebagai tempat melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat
mulut. Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi menjadi tiga, yaitu hypognathous, prognathous, dan ephistognathous.
Hypognathous apabila alat mulutnya
menghadap ke bawah, contoh serangganya adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke depan,
contoh serangganya adalah kumbang Carabidae
dan ephistognathous apabila alat
mulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo
Hemiptera (Pedigdo, 1989).
Sesungguhnya tubuh serangga terdiri
tidak kurang 20 ruas. Enam ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas
membentuk toraks dan 11 ruas membentuk abdomen. Tidak seperti halnya
vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu tubuh
serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai kerangka
luar (eksoskleton). Proses pengerasan
dinding tubuh tersebut dinamakan sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit
serangga disebut integument. Integument terdiri atas satu lapis epidermis (yang
dapat menghasilkan lapisan luar yang keras), selput (membran) dasar dan
kutikula (Jumar, 2000).
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat menggambarkan struktur
anatomi luar serangga.
BAHAN
DAN METODE
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
·
Belalang (Dissotera sp)
yang digunakan sebagai objek pengamatan.
·
Kumbang (Oryctes sp) yang
digunakan sebagai objek pengamatan.
·
Jangkrik (Gryllus sp)
yang digunakn sebagai objek pengamatan.
·
Kupu-kupu (Pippias libythea)
yang digunakan sebagai objek pengamatan
·
Alkohol 70% yang digunakan untuk
membius sekaligus mengawetkan tubuh seranga.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
·
Buku gambar, digunakan
untuk media menggambar hasil pengamatan.
·
Alat tulis, digunakan
untuk menggambar hasil pengamatan dan mencatat hal-hal yang penting.
·
Sterofoam yang
digunakan sebagai tempat menempelkan serangga.
·
Jarum pentul yang
digunakan untuk menempelkan serangga pada sterofoam.
Waktu dan Tempat
Laporan
ini disusun berdasarkan praktikum yang dilaksanakan hari senin,18 November 2013
dari jam 08.30 – 11.00 Wita. Bertempat di lapangan depan Laboratorium Kultur
Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur
Kerja
1. Siapkan
alat dan bahan.
2. Amati
bagian tubuh serangga yang telah disiapkan.
3. Gambar
tubuh serangga diatas buku gambar.
4. Beri
anatomi luar tubuh serangga berdasarkan struktur tubuh serangga.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel
1. Hasil Pengamatan jangkrik (Gryllus sp)
dan kupu-kupu (Appias libythea)
Gambar
|
Klasifikasi
|
Keteranga
|
Jangkrik
|
Kingdom
: Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Ensivera
Family : Grilidae
Subfamili:
Grillids
Species : Gryllus
sp
|
1. Kepala
2. Sayap
3. Dada
4. Kaki
5. Perut
|
Gambar
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
Kupu-kupu
|
Kingdom
: Animalia
Divisi : Rhopalocera
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
|
1. Kepala
2. Sayap
3. Perut
4. Dada
5. Kaki
|
Table
2. Hasil pengamatan Belalang (Dissoteria
sp) dan Kumbang (Oryctes sp)
Gambar
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
Belalang (Dissoteira sp)
|
Kingdom
: Animalia
filum
: Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Acridiae
Genus : Dissosteira
Spesies : Dissosteira
Sp
|
1. Kepala
2. Sayap
3. Kaki
4. Dada
5. Perut
|
Gambar
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
Kumbang (Oryctes sp)
|
Kingdom
:
Fillum :
Kelas :
Ordo :
Familia :
Genus :
|
1. Kepala
2. Dada
3. Perut
4. Kaki
5. Sayap
|
Pembahasan
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “Insekta”) adalah
kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda)
yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang
berarti “berkaki enam”). Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat
adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali
sukses berkolonisasi dibumi. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut
Entomologi (Campbell, 2003).
Serangga termasuk dalam kelas insecta (Subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 odro, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan
tabuhan), dan Lepidotera (misalnya
kupu-kupu dan ngengat). Lebih dari 800.000 Lebih spesies insecta sudah
ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa Capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa Lalat dan
kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies
bangsa kepik (Hemiptera), 360.000
spesies bangsa Kumbang (Coleoptera),
dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera)
(Borror, 2005).
Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala,
thoraks dan abdomen. Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan
endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana terletak mulut, antena dan mata.
Thoraks terdiri dari tiga yaitu segmenprothoraks, mesothoraks, dan metathoraks.
Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada bagian abdomen. Serta untuk mendukung
proses kehidupannya, serangga memerlukan kesetimbangan dalam makan dan
pencernaan, pernafasan, peredaran, ekskresi, syaraf danreproduksi. Saluran makanan
serangga terdiri dari foregut, midgut dan hindgut. Zat makanan yang diperlukan
serangga adalah karbohidrat, asam amino, air dan mineral. Organ ekskresi
serangga yang penting adalah tubulus
Malpighi dan rektum. Serangga
mempunyai sistem peredaran darah terbuka, darah mengalir, dalam homosol. Untuk
berespirasi, serangga menggunakan system trakea yang berhubungan dengan
spirakel. Obat serangga dibagi menjadi tiga kategori yaitu visceral, segmental
dan apendage. Yang termasuk gerakan serangga adalah berjalan, merangkak dan
terbang.
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama
dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang
tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait
erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok
serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Tubuh
belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut
(abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki
depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga,
belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum
dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat
besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk
memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga
manusia, Belalang bernafas dengan trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound
eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan
exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih
besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan
49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram (Risandi, 2012).
Kupu-kupu
memiliki cirri-ciri badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen
(perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada
ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu
dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton
atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang
dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada
dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/
menyala.
Kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata
kompon, probosis dan faring
(tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang
terpasang di kepala. antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga
dewasa. Antena ini digunakan untuk
mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang
sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club. mata kompon kupu-kupu
terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga
lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. kupu-kupu
dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis
atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan,
probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. palp labial membantu
kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
Dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen)
dimana kaki dan sayap terpasang. kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang
berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki,
terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang
membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya
hinggap. perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang
memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat
ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi
dan sebagian besar sistem pencernaan (Enni, 2011).
Jangkrik merupakan serangga yang dapat hidup diberbgai
habitat, baik lingkungan basah ataupun lingkungan kering, terutama yang
dinaungi rumput. Selain itu Gryllus sp
( jangkrik ) dapat ditemukan di rumah-rumah, sisa tanaman yang lembab. Beberapa
jenis jangkrik pandai bersuara, suara itu dihasilkan dari saling menyentuhkan
tegumina bersama-sama. Serangga ini aktif di malam hari dan mampu bergerak dan
melompat dengan cepat. Jangkrik yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam,
sedangkan nypha berwarna kuning pucat dengan garis -garis coklat. Antena panjang
dan kaku seperti rambut. Jangkrik dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap
di lingkungan sawah. Hampir semua hewan ni bertindak sebagai predator. Telur
penggerek batang padi, penggulung daun. Jangkrik yang termasuk dalam ordo Orthoptera, termasuk di dalamnya Gryllus sp ( jangkrik ) adalah bersifat
hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan
lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap
belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap
depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang
tidak bersayap (Yeti, 2011).
Kumbang (Ordo Coleoptera)
dimana Coleoptera berasal dari kata
coleos yang berarti keras dan ptera yang berarti sayap, jadi coleopteran adalah
serangga yang memiliki sayap yang keras, contohnya kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). Anggota-anggotanya
ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai
predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap
depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua
(terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan
jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe
penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa
jenis, khususnya dari suku Curculionidae
alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
Metamorfosa bertipe sempurna (holometabola)
yang perkembangannya melalui stadia : telur-larva-kepompong (pupa)-dewasa
(imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada
beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar
(istirahat) dan bertipe bebas/libera (Dwiguna, 2013).
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Serangga merupakan kelompok utama dari hewan beruas.
2. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala,
thoraks dan abdomen.
3. Belalang (Dissoteira sp)
adalah serangga herbivora dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera sama halnya dengan jangkrik (Gryllus sp) yang juga masuk dalam
kelompok serangga Orthoptera.
4. Kupu-kupu (Appias
libythea) adalah serangga penghisap nectar bunga yang termasuk kedalam
serangga golongan Lepidoptera dan
Kumbang (Oryctes sp) termasuk kedalam
serangga golongan Coleoptera.
No comments:
Post a Comment