Labels

Sunday, January 31, 2016

Laporan Praktikum Serangga

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Serangga merupakan golongan binatang yang gerbesar, kira-kira 75% dari jumlah binatang yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga ada yang menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat merugikan karena merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan binatang ternak. Ukuran serangga cukup beragam, yang terkecil besarnya kurang dari 0,25 mm, sedangkan yang terbesar mencapai 15-25 cm. Berat rata-rata serangga tidak melebihi 5,72 gram. Lalat beratnya sekitar 15-30 miligram dan ulat dewasa berat rata-ratanya 3,5 gram. Serangga mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu tidak ada ia masih dapat hidup dengan memakan jenis tanaman lain (Pracaya, 1991).
            Secara morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari + 9 ruas. Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi menjadi tiga, yaitu hypognathous, prognathous, dan ephistognathous. Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh serangganya adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke depan, contoh serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous apabila alat mulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo Hemiptera (Pedigdo, 1989).
            Sesungguhnya tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas membentuk abdomen. Tidak seperti halnya vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan dinding tubuh tersebut dinamakan sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integument. Integument terdiri atas satu lapis epidermis (yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras), selput (membran) dasar dan kutikula (Jumar, 2000).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat menggambarkan struktur anatomi luar serangga.




BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
·         Belalang (Dissotera sp) yang digunakan sebagai objek pengamatan.
·         Kumbang (Oryctes sp) yang digunakan sebagai objek pengamatan.
·         Jangkrik (Gryllus sp) yang digunakn sebagai objek pengamatan.
·         Kupu-kupu (Pippias libythea) yang digunakan sebagai objek pengamatan
·         Alkohol 70% yang digunakan untuk membius sekaligus mengawetkan tubuh seranga.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
·         Buku gambar, digunakan untuk media menggambar hasil pengamatan.
·         Alat tulis, digunakan untuk menggambar hasil pengamatan dan mencatat hal-hal yang penting.
·         Sterofoam yang digunakan sebagai tempat menempelkan serangga.
·         Jarum pentul yang digunakan untuk menempelkan serangga pada sterofoam.
Waktu dan Tempat
Laporan ini disusun berdasarkan praktikum yang dilaksanakan hari senin,18 November 2013 dari jam 08.30 – 11.00 Wita. Bertempat di lapangan depan Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Amati bagian tubuh serangga yang telah disiapkan.
3.      Gambar tubuh serangga diatas buku gambar.
4.      Beri anatomi luar tubuh serangga berdasarkan struktur tubuh serangga.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan jangkrik (Gryllus sp) dan kupu-kupu (Appias libythea)
Gambar
Klasifikasi
Keteranga
Jangkrik
Kingdom : Animalia
Phylum    : Arthropoda
Kelas       : Insecta
Ordo       : Orthoptera
Subordo  : Ensivera
Family     : Grilidae
Subfamili: Grillids
Species    : Gryllus sp
1.      Kepala
2.      Sayap
3.      Dada
4.      Kaki
5.      Perut
Gambar
Klasifikasi
Keterangan
Kupu-kupu
Kingdom : Animalia
Divisi      : Rhopalocera
Filum      : Arthropoda
Kelas      : Insecta
Ordo       : Lepidoptera
1.      Kepala
2.      Sayap
3.      Perut
4.      Dada
5.      Kaki
Table 2. Hasil pengamatan Belalang (Dissoteria sp) dan Kumbang (Oryctes sp)
Gambar
Klasifikasi
Keterangan
Belalang (Dissoteira sp)
Kingdom : Animalia
filum       : Arthropoda
Kelas       : Insecta
Ordo        : Orthoptera
Family     : Acridiae
Genus      : Dissosteira
Spesies    : Dissosteira
Sp
1.      Kepala
2.      Sayap
3.      Kaki
4.      Dada
5.      Perut
Gambar
Keterangan
Klasifikasi
Kumbang (Oryctes sp)
Kingdom :
Fillum     :
Kelas       :
Ordo        :
Familia    :
Genus      :
1.      Kepala
2.      Dada
3.      Perut
4.      Kaki
5.      Sayap
Pembahasan
            Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “Insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”). Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi dibumi. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut Entomologi (Campbell, 2003).
            Serangga termasuk dalam kelas insecta (Subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 odro, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidotera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Lebih dari 800.000 Lebih spesies insecta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa Capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa Lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa Kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera) (Borror, 2005).
            Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks dan abdomen. Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana terletak mulut, antena dan mata. Thoraks terdiri dari tiga yaitu segmenprothoraks, mesothoraks, dan metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada bagian abdomen. Serta untuk mendukung proses kehidupannya, serangga memerlukan kesetimbangan dalam makan dan pencernaan, pernafasan, peredaran, ekskresi, syaraf danreproduksi. Saluran makanan serangga terdiri dari foregut, midgut dan hindgut. Zat makanan yang diperlukan serangga adalah karbohidrat, asam amino, air dan mineral. Organ ekskresi serangga yang penting adalah tubulus Malpighi dan rektum. Serangga mempunyai sistem peredaran darah terbuka, darah mengalir, dalam homosol. Untuk berespirasi, serangga menggunakan system trakea yang berhubungan dengan spirakel. Obat serangga dibagi menjadi tiga kategori yaitu visceral, segmental dan apendage. Yang termasuk gerakan serangga adalah berjalan, merangkak dan terbang.
            Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
            Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia, Belalang bernafas dengan trakea. Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram (Risandi, 2012).
            Kupu-kupu memiliki cirri-ciri badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
Kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon, probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala. antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa.  Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club. mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. palp labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
Dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang. kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap. perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan (Enni, 2011).
Jangkrik merupakan serangga yang dapat hidup diberbgai habitat, baik lingkungan basah ataupun lingkungan kering, terutama yang dinaungi rumput. Selain itu Gryllus sp ( jangkrik ) dapat ditemukan di rumah-rumah, sisa tanaman yang lembab. Beberapa jenis jangkrik pandai bersuara, suara itu dihasilkan dari saling menyentuhkan tegumina bersama-sama. Serangga ini aktif di malam hari dan mampu bergerak dan melompat dengan cepat. Jangkrik yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam, sedangkan nypha berwarna kuning pucat dengan garis -garis coklat. Antena panjang dan kaku seperti rambut. Jangkrik dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap di lingkungan sawah. Hampir semua hewan ni bertindak sebagai predator. Telur penggerek batang padi, penggulung daun. Jangkrik yang termasuk dalam ordo Orthoptera, termasuk di dalamnya Gryllus sp ( jangkrik ) adalah bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang tidak bersayap (Yeti, 2011).
Kumbang (Ordo Coleoptera) dimana Coleoptera berasal dari kata coleos yang berarti keras dan ptera yang berarti sayap, jadi coleopteran adalah serangga yang memiliki sayap yang keras, contohnya kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfosa bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur-larva-kepompong (pupa)-dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera (Dwiguna, 2013).


KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Serangga merupakan kelompok utama dari hewan beruas.
2.      Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks dan abdomen.
3.      Belalang (Dissoteira sp) adalah serangga herbivora dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera sama halnya dengan jangkrik (Gryllus sp) yang juga masuk dalam kelompok serangga Orthoptera.
4.      Kupu-kupu (Appias libythea) adalah serangga penghisap nectar bunga yang termasuk kedalam serangga golongan Lepidoptera dan Kumbang (Oryctes sp) termasuk kedalam serangga golongan Coleoptera.


No comments:

Post a Comment