PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan,
diman air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung
pada habitat dan jenis spesies tumbuhan
tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripadatumbuhan perdu.
Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 % dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 %
(Fitter dan Hay, 1981).
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh
tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih
banyak dibandingkan tanaman perdu. Tumbuhan
golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan
berkecambah, berbunga, berbuah dan mati sebelum air
yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut
merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dwijoseputro, 1994).
Dwijoseputro (1994), menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar
secara difusi dan osmosis. Dengan masuknya aie melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena
larutan tanah mengandung ion.Bila persedian air dalam
tanah sedikit maka tumbuhan akan menyerap air
sedikit pula, sehingga tidak mampu mencukupi
kebutuhannya. Jika persediaan air tanah makin kurang maka tumbuhan tersebut akan mengalami kelayuan. Air merupakan faktor utama pertahanan tumbuhan (Bidwell, 1979). Fungsi lain dari air adalah menjaga turgiditas yang penting bagi perbesaran
sel dan pertumbuhan, serta membentuk tanaman
herba. Turgor penting dalam membuka dan menutupnya stomata, Pergerakan
daun dan pergerakan korola bunga dan terutama dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah yang besar
menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada/ dalam
tumbuhan vegetative (Kramer, 1980).
Kadar air adalah perbedaan antara berat
bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan
dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban
udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang.
Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang
tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang
dengan kelembaban relatif. Pada istilah kadara air, terdapat juga kadar air
keseimbangan. Kadar air keseimbangan adaalah kadar air dimana laju perpindahan
air dari bahan ke udara sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan.
Kadar air keseimbangan dapat digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang
dapat dicapai pada proses pengeringan dengan tingkat suhu dan kelembaban udara
relatif tertentu atau bias juga disebut dengan kadar air minimum yang dapat
dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada suhu dan kelembaban
relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989). Air yang diguna kan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99%, dan yang di gunakan untuk
hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih
baik. Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi akan mempercepat pembusukan
karena bakteri lebih menyukai tempat-tempat yang lembab, sehingga bakteri
dengan mudah dan cepatnya mengembang (Fardiaz, Dkk, 1980).
Tujuan
Tujuan
praktikum kali ini antara lain yaitu :
1.
Untuk mengetahui perbedaan kadar air
organ tanaman yang berbeda.
2.
Untuk mengetahui hubungan tingkat
kematangan organ tanaman dengan kadar air.
BAHAN
DAN METODE
Alat dan
Bahan
Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu oven dan
timbangan/neraca analitik.
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Amplop 9 buah (amplop surat yang warna cokelat berukuran
sedang)
2. Bahan tanaman :
·
Tomat
:
Hijau, Kuning, Merah
·
Cabe
Besar : Hijau,
Kuning, Merah
·
Daun
Kacang/Daun Jagung : Pucuk, Dewasa,
Senesence
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada tanggal 2-3
Oktober
2014. Pada pukul 16.00 WITA - selesai di Laboratorium Analisis Kimia Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini antara
lain :
1.
Timbang amplop kosong
(Standarkan)
2.
Timbang amplop + bahan
segar
3.
Masukan kedalam oven
dengan suhu 110˚C selama 24 jam
4.
Timbang amplop + bahan
kering
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.
Tabel
perhitungan kadar air bahan
No
|
Nama bT
|
BB (gram)
|
BK (gram)
|
KA (%)
|
1
|
Tomat hijau
|
24,0286
|
9,08
|
97,30
|
2
|
Tomat kuning
|
25,1886
|
9,52
|
94,82
|
3
|
Tomat merah
|
26,9742
|
9,84
|
97,68
|
4
|
Cabe besar hijau
|
14,0231
|
9,20
|
90,02
|
5
|
Cabe besar kuning
|
9,4125
|
8,66
|
99,25
|
6
|
Cabe besar merah
|
20,7247
|
10,52
|
84,62
|
7
|
Daun kacang pucuk
|
9,0063
|
8,54
|
63,13
|
8
|
Daun kacang dewasa
|
10,5690
|
8,86
|
89,78
|
9
|
Daun kacang senesence
|
10,4284
|
8,62
|
97,41
|
Grafik KA buah Tomat


Grafik KA buah Cabai



Grafik KA Daun kacang



Pembahasan
Air merupakan kebutuhan yang utama bagi semua kehidupan.
Air diperlukan baik oleh manusia, hewan maupun tumbuhan untuk proses
biokimiawinya sehingga sangat essensial. Praktikum kali ini adalah penentuan
kadar air dengan bahan yang digunakan yaitu antara lain daun mahkota dewa, buah
mahkota dewa, akar kangkung dan batang kangkung.
Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air
pada beberapa bahan yaitu buah cabai merah, cabai kuning, cabai hijau, tomat
merah, tomat kuning, tomat hijau, daun kacang muda, daun kacang dewasa, dan
daun senesence . Penetapan kadar air dalam sampel – sampel tersebut dilakukan
dengan menggunakan metode oven pengering, yang mana pengeringan tersebut dengan
cara memasukkan sampel ke dalam oven pengering pada suhu 110˚ C selama 24 jam
atau sampai beratnya konstan atau tetap. Selisih berat sebelum dan sesudah
pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan (kadar air).
Dari data yang diperoleh dan dimasukkan dalam perhitungan
maka didapatkan kadar air pada sampel yaitu tomat hijau 97,30%, tomat kuning 94,82%, tomat merah 97,68%, cabe hijau 90,02%, cabe kuning 99,25%, cabe merah 84,62%, daun kacang muda 63,16%, daun kacang dewasa 89,78%, dan daun kacang senesence 97,41%. Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar air
berbanding terbalik dengan berat kering.
Perbedaan kadar air dalam suatu bahan disebabkan karena
perbedaan bahan, metode dan suhu serta proses penyimpanannya Selain itu
perbedaan ini dapat disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti timbangan
analitik yang sulit stabil dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi
dengan bahan lain ketika penyimpanan.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Setiap sampel bahan
memiliki kadar air yan berbeda yaitu kadar air pada sampel tomat hijau tomat hijau 97,30%, tomat kuning 94,82%, tomat merah 97,68%, cabe hijau 90,02%, cabe kuning 99,25%, cabe merah 84,62%, daun kacang muda 63,16%, daun kacang dewasa 89,78%, dan daun kacang senesence 97,41%. .
2.
Umur
organ tanaman juga mempengaruhi jumlah kadar yang terdapat pada organ tanaman
tersebut meskipun itu tanaman yan sama atau sejenis.
Saran
Untuk mempercepat praktikum, seharusnya alat timbangan
yang tersedia lebih dari satu dan juga praktikan harus memperhatikan penjelasan
asisten praktikum agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

Bidwell, R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2. Macmillion
Publishing. Co : NewYork
Dwidjoseputro, D. 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia :
Jakarta
Fardiaz, Srikandi, FG.
Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar
Teknologi Pangan. Jakarta : Gramedia.
Fitter, H. A. dan Hay, M. K.
R. 1981. Environmental Physiologi of Plants. Terjemahan oleh
Andani S. dan Purbayanti, D. E. Srigandono B. (ed.) Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Kramer, P. J. 1980. Plant and Soil Water Relationship: A Modern
Synthesis. Tata McGrow-Hill. New Delhi.
Sudarmadji, Slamet, Suhardi
dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta.